Wini Jadi Atensi Pemda TTU Sejak 2010, IRCI Dorong Jadi Kawasan Ekonomi Khusus

Loading

Kefa-TTU, Garda Indonesia | Kawasan Wini di wilayah pantai utara (pantura) TTU berbatasan langsung dengan Timor Leste wajib dijadikan Program Prioritas Calon Kepala Daerah (Cakada) TTU 2020 untuk diusulkan ke pusat dijadikan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 pasal 1 ayat 1 menyebutkan Kawasan Ekonomi Khusus yang selanjutnya disebut KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.

Terkait kondisi tersebut, maka Direktur IRCI (Institute for Research, Consultation and Information of International Investment), Gabriel de Sola melalui rilisnya yang diterima Garda Indonesia pada Selasa, 29 September 2020, menyebutkan bahwa, berdasarkan hasil survei; pertama, Kawasan Wini bisa dipersiapkan menjadi Pelabuhan Samudera di Utara Pulau Timor berbatasan langsung dengan Timor Leste. “Karena di Oecussi sudah ada Bandara Internasional yang dikelola oleh Badan Otorita Khusus kerja sama dengan Portugal,” ungkap Gabriel.

Kedua, kawasan Wini bisa dikembangkan Destinasi Pariwisata Terintegrasi dengan investasi Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Garam.

Ketiga, imbuh Gabriel, Kawasan Wini bisa dijadikan Kawasan Olahraga bertaraf nasional dan internasional seperti Pacuan Kuda, Paralayang, Tinju, Bola kaki, Voli pantai dan Atletik.

Menurut Gabriel, Hasil survei IRCI sudah disampaikan kepada Bupati TTU Ray Sau Fernandez dan beliau sangat mendukung agar Wini bisa dijadikan sebagai pusat Kawasan Ekonomi Khusus di pantura TTU berbatasan langsung dengan Timor Leste.

Gabriel de Sola, Direktur IRCI bersama Mgr. Filipe Carlos Belo SDB Peraih Hadiah Nobel Perdamaian

Hal ini sejalan dengan masuknya NTT menjadi Daerah Destinasi Wisata Nomor Satu di dunia dan sesuai program unggulan dari kepemimpinan Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dan Josef Nae Soi (JNS) yang menjadikan pariwisata sebagai prime mover pembangunan NTT.

“TTU sudah waktunya bangkit dan bersama mewujudkan Wini menjadi Kawasan Ekonomi Khusus,” tegas Gabriel de Sola, Direktur IRCI.

Terpisah, Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes saat dihubungi pada Kamis, 1 Oktober 2020 mengatakan, kawasan Wini hingga Motadik masuk dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). “Kawasan tersebut telah masuk dalam agenda pemerintah sejak saya menjadi Bupati (awal pemerintahan Raymundus Sau Fernandes sejak 2010, red), namun belum mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat,” ungkapnya.

Dukungan yang dibutuhkan Pemda TTU, jelas Ray, adalah infrastruktur jalan, listrik, dan perluasan pelabuhan. “Kawasan Wini, tak bisa dipaksakan sebagai areal pertanian karena curah hujan di wilayah tersebut sangat minim (diukur 10 tahun terakhir, red), sehingga cocok dijadikan kawasan industri berupa pembangunan gudang, dan tambak garam,” terangnya.

Selain itu, ungkap Ray, awalnya Pelabuhan Wini hanya manual, sekarang telah memakai kontainer dan diupayakan menjadi pelabuhan peti kemas. “Kalau itu dijawab pemerintah pusat, maka barang yang akan masuk ke Timor Leste dapat bongkar muat di Pelabuhan Wini, karena tidak bisa dipaksakan di Pelabuhan Atapupu sebab dangkal, yang mana harus dilakukan pengerukan setiap tahun dengan biaya operasional tinggi,” urainya seraya membeberkan jika kedalaman laut ditambah lagi sekitar 20 meter, maka dapat mencapai 80 meter.

Lahan di Kawasan Wini pun, terang Bupati Raymundus Sau Fernandes, telah dibebaskan oleh pemerintah kabupaten sejak dirinya menjadi Bupati TTU sejak periode pertama. “Karena program tersebut berkelanjutan, maka akan didorong kepada pemimpin TTU selanjutnya (Bupati TTU periode 2021—2026,red), dan kami menyadari betul bahwa peluang lain di bidang pertanian dan peternakan di kawasan Wini tak bisa dipaksakan, maka didorong sebagai Kawasan Ekonomi Khusus untuk industri dan mendorong masuknya investor,” tandasnya.

Penulis dan Editor (+rony banase)
Foto utama oleh genpi.co