Panen Garam dan Rumput Laut di Raijua, Gubernur VBL Cari Pasar bagi Petani

Loading

Raijua, Garda Indonesia | Saat melakukan panen garam di Tambak Garam Dahiae di Kecamatan Raijua, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) merespons kondisi para petani yang memprihatinkan, terlihat menumpuknya stok garam karena kesulitan pangsa pasar.

Tindakan riil yang dilakukan Gubernur NTT yang suka melakukan sidak ke lokasi ini pun langsung menelepon Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto untuk menyediakan pangsa pasar dan dapat membeli garam hasil produksi petani di Sabu Raijua.

Aksi cepat ini dilakukannya, untuk mendorong dan menstimulasi perekonomian masyarakat agar tak terjadi penumpukan stok garam. Estimasi nilai stok garam Sabu Raijua mencapai 7,5 Miliar dan hingga saat ini, masih menjadi momok pangsa pasar bagi petani garam.

Gubernur VBL panen rumput laut di Raijua

Kepada awak media, Gubernur VBL mengungkapkan bahwa stok garam di Kabupaten Sabu Raijua saat ini mencapai 14.000 ton dan belum terjual. “Dengan kehadiran saya hari ini dapat menyiapkan pasar agar dapat dijual dan para petani bisa melanjutkan seluruh upaya menjual garam hasil produksi mereka,” ujarnya.

Langkah kongkretnya, tegas VBL, Pemprov NTT bakal membeli garam hasil produksi petani. “Langkah kongkretnya ya kita beli,” tegasnya.

Perlu diketahui, pada Agustus 2020, Pemda Sabu Raijua telah mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi untuk menyampaikan kesigapan distribusi garam untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Pada kesempatan yang sama, Pjs. Bupati Sabu Raijua, Ferdi Kapitan menyampaikan bahwa luas lahan tambak garam di Raijua mencapai 2.000 hektar, namun yang dimanfaatkan hanya sekitar 102 hektar dengan kemampuan produksi per hektar sebesar 20 ton.

Sementara, luas potensi rumput laut di Raijua, imbuh Ferdi, mencapai 8.900 hektar dan baru dimanfaatkan hanya 299 hektar, sehingga peluang potensi yang ada dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

Penulis, editor, foto dan video (+rony banase)