Kadis Pertanian NTT: Sekian Lama NTT Bergantung Benih pada Provinsi Lain

Loading

Belu-NTT, Garda Indonesia | “NTT ini, sekian lama bergantung benihnya kepada provinsi lain. Sehingga, dalam pengembangan usaha pertanian kita, sering kali mengalami hambatan. Di mana, ketika benih itu datang, musim hujannya sudah lewat. Akibatnya, produktivitas (pertanian) kita rendah,” ungkap Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Lecky Frederich Koli dalam sambutannya mewakili Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat saat kunjungan kerja (Kunker) di Desa Leuntolu, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, pada Minggu, 15 November 2020.

Karena itu, lanjut Lecky Frederich Koli, atas perintah Gubernur pada Agustus 2020 lalu, pihaknya menomor-satukan perbaikan siklus pertanian. Upaya–upaya yang dikerjakan hingga saat ini sudah mulai menunjukkan hasil dari aspek perbenihan. Saat ini, Kabupaten Belu sudah bisa produksi benih jagung Komposit Namoru yang bisa digunakan untuk back–up Kabupaten Kupang. Sebaliknya, Kabupaten Kupang sudah bisa menghasilkan benih padi untuk back–up Kabupaten Belu.

“Terima kasih kepada Pak Pjs. Bupati Belu yang sudah konsolidasi, sehingga benih jagung sudah bisa keluar untuk back- up Kabupaten Kupang,” ucapnya.

Menurut Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, hal ini merupakan satu langkah yang baik dengan dukungan dari Gubernur NTT. Dan saat ini, pihaknya sudah mempersiapkan benih yang akan digunakan pada musim tanam kedua (musim tanam periode Asep [April–September]). “Sehingga yang kita harapkan untuk musim tanam April – September (2021,red.), tidak ada lagi keterlambatan benih. Kita sudah siapkan benih padi, benih jagung, kacang–kacangan yang sifatnya lokal,”ujarnya.

Benih padi yang dibutuhkan untuk tahun ini, lapornya kepada Gubernur NTT, bahwa dibutuhkan 1.650 ton. Namun, masih kekurangan 100 ton, sehingga didatangkan dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). “Benih jagung Komposit, kita sudah bisa siapkan sendiri sedangkan, Hibrida kita datangkan dari luar. Untuk persiapan musim tanam Asep, kita butuhkan benih jagung 800 ton atau 800.000 kg, “urainya.

Musim tanam Okmar (Oktober – Maret) Kabupaten Belu 2020, jelasnya, akan ditanam jagung Hibrida kurang lebih 1.000 hektar, dan jagung Komposit 522 hektar yang benihnya sudah diserahkan hari ini (Minggu, 15 November,red).

Berkaitan dengan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS), program besutan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, imbuh Lecky Frederich Koli, hasil penjualan jagung setelah dipanen, direnten dengan pembelian ternak seperti Sapi, Babi, Kambing, Domba dan Ayam untuk dipelihara.

“Karena pengalaman sekian lama, kalau tanam jagung panen jagung, maka setelah jagungnya habis terjual, petaninya tetap jatuh miskin. Maksudnya, supaya rantai ekonominya bertambah demi ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi rumah tangga,” tandasnya.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT menyerahkan bantuan benih dan alat pipil jagung secara simbolis kepada sejumlah Kelompok Tani (Poktan), antara lain: benih jagung Hibrida untuk Poktan Sinar Kuanitas dan Poktan Sinar Meomanu, benih padi bagi Poktan Makmur Mandiri dan Poktan Haliasekin, benih jagung Komposit Poktan Sinar Harapan, dan alat pipil jagung kepada Poktan Manuaman. (*)

Penulis: (*/Herminus Halek)
Editor: (+rony banase)