Edward Tanur: Orang Belu Ada Harga Diri, Jangan Pilih yang Kasih Uang!

Loading

Belu-NTT, Garda Indonesia | Anggota DPR RI fraksi PKB, Edward Tanur menuturkan, bahwa orang Belu memiliki harga diri. Jika ada pihak yang mengimingi masyarakat dengan sejumlah uang untuk meraup dukungan suara pada pilkada serentak tanggal 9 Desember 2020 mendatang, maka jangan dituruti.

Baca juga : http://gardaindonesia.id/2020/11/20/siku-liurai-ajak-warga-eks-timtim-hidup-mati-bersama-paket-sehati/

Pernyataan antisipatif tersebut dilontarkan Edward Tanur di hadapan pendukung paket SEHATI, saat berkampanye di Wedomu, Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Kamis, 19 November 2020.

“Jangan bilang kasih uang, habis perkara. Ambil uang habis, jangan tusuk dia. Karena kalau dia kasih kita uang, maka besok dia akan korupsi. Politik ini untuk kesejahteraan rakyat, untuk pelayanan kepada masyarakat. Sehingga, tidak bisa pakai cara beli suara,” terangnya.

Anggota DPR RI fraksi PKB, Edward Tanur

Paket SEHATI, menurut Ketua DPC PKB Kabupaten Timor Tengah Utara (T.T.U) itu, dinilai sebagai paket pilihan Tuhan yang datang pada waktu yang tepat, di saat Kabupaten Belu sedang dilanda diskriminatif dan pembangunan yang tidak merata.

“Janji tinggal janji! Jangan pilih pemimpin yang model begitu! Pemimpin itu harus jujur, komunikatif, komitmen, dan konsisten. Jangan, dia ambil keputusan ikut dia punya mau, tidak mau dengar rakyat dan DPR. Omong habis buat, jangan tipu rakyat,” bebernya.

Edward Tanur juga mengimbau, agar masyarakat menggunakan hak pilihnya secara cerdas. “Pilihlah pemimpin yang memiliki integritas (kepribadian) yang baik, kompetensi (kemampuan) cukup, dan kapabilitas (keterampilan) memadai. Tiga kriteria ini ada pada paket SEHATI. Pilih Agus Taolin dan Alo Haleserens, dengan mencoblos nomor urut 2,”imbuhnya.

“Jadi, sekali lagi saya ingatkan! Jangan pilih pemimpin karena orang kasih uang! Jangan pilih pemimpin karena orang bagi air satu tangki! Karena, kamu juga yang nanti susah lima tahun,” tekannya. (*)

Penulis: (*/Herminus Halek)