Posko Covid-19 Jadi Kunci Pengendalian di Kabupaten TTU

Loading

Kefa-TTU, Garda Indonesia | Sesuai hasil rapat Presiden, Juru bicara Covid dan Kemenko Perekonomian RI terkait penanganan Covid-19 di seluruh Indonesia, untuk lebih memperketat pengawasan dan pengendalian Covid-19, maka wilayah kab/kota, Provinsi DKI dan Se-Jabotabek, terkhusus wilayah Jawa dan Bali dilakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Demikian disampaikan oleh Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kristoforus Ukat kepada media ini pada Jumat siang, 8 Januari 2021.

Untuk luar daerah sesuai instruksi itu, imbuh Kristoforus, akan dioptimalkan pos Satgas Covid provinsi, kabupaten/kota hingga kecamatan sampai di tingkat kelurahan/desa. “Pemerintah Desa harus mengimbau masyarakat secara persuasif agar menghindari kerumunan dan dapat melakukan penegakan hukum dengan melibatkan Satpol PP, Kepolisian RI, dan TNI,” terangnya.

Lanjut Kristoforus menambahkan, untuk wilayah TTU tidak diadakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB, namun  yang perlu diperhatikan adalah mengoptimalkan kembali Posko Covid-19. “Terkait posko pengendalian bertempat di RSUD Kefamenanu, karena ada Call Center-nya, dokter dan perawat kesehatan,” papar Kristo yang juga menjabat sebagai Kadis Kominfo Kabupaten TTU ini.

Bilamana ada pengajuan dari kecamatan/desa, imbuh Kristoforus, akan diarahkan untuk berurusan dengan posko tindakan pengendalian. “Terkait posko pengendalian di Oeperigi (perbatasan TTU-TTS) telah ditarik atas dasar pertimbangan untuk beroperasi masing-masing unit seperti Koramil, Kepolisian dan Pihak Kesehatan,” urainya.

Jika ada yang penting, terang Kristoforus, pihaknya akan bekerja sama secara terpadu untuk mencegah kerumunan. “Terkadang kecolongan saat orang luar masuk ke wilayah kita karena takut dikarantina, mereka harus mengalihkan alasan ke daerah lain,” ungkapnya.

Kristoforus juga mengharapkan Pemerintah Kecamatan/ Desa harus berperan aktif  membantu bila ada pelaku perjalanan dengan Gejala Covid-19 agar segera melaporkan ke puskesmas.

Ia pun mengimbau masyarakat agar tidak panik yang berlebihan, tetapi mengutamakan Protokol Kesehatan sebagai strategi untuk bersahabat dengan Covid-19. “Dan jangan keluar sembarangan, kecuali ada keperluan penting. Karena kasus suspect, orang tanpa gelaja (OTG) dan reaktif bermula dari klaster keluarga, dengan tanpa gelaja bisa terjadi akibat kekebalan tubuh menurun,” tandasnya.(*)

Penulis dan foto (*/Melkianus Nino)

Editor (+roni banase)