Indonesia Minta Tiongkok Hargai Hukum Internasional di Laut China Selatan

Loading

Jakarta, Garda Indonesia | Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menerima kunjungan rekanan Tiongkok, Menlu China, Wang Yi pada Rabu Sore, 13 Januari 2021. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan Menlu Wang Yi ke beberapa Negara ASEAN yakni Myanmar, Indonesia, Brunai Darussalam dan Filipina pada 11—16 Januari 2021.

Berbicara di sebuah Konferensi Berita Gabungan dengan Wang Yi, Retno Marsudi menekankan tentang pentingnya semua negara harus patuh dan mematuhi Hukum Internasional, termasuk Konvensi PBB Tahun 1982, tentang Hukum Laut ,untuk menjaga Kedamaian di Laut China Selatan.

“Pentingnya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas daerah, dalam hal ini, saya menggarisbawahi pentingnya untuk memastikan laut China Selatan yang damai dan stabil. Untuk mencapai ini hanya ada satu opsi, semua negara harus menghormati dan menegakkan hukum Internasional termasuk UNCLOS 1982,” tegas Menlu Retno Marsudi.

Keamanan Kru Indonesia di Kapal Tiongkok juga dibahas saat rapat. Menlu Retno Marsudi mengapresiasi Beijing karena menangani masalah eksploitasi orang Indonesia yang bekerja di Kapal Nelayan Tiongkok.

Menurut laporan di South China Morning Post, Indonesia memiliki kekuatan maritim bersenjata untuk mencegah kapal- kapal penangkapan ikan asing dari China dan Vietnam yang memasuki Lautan Natuna.

Keakraban Menlu Indonesia, Retno Marsudi dan Menlu China, Wang Yi

Laporan tersebut mengklaim bahwa sejak awal tahun, kapal Patroli sipil Badan Keamanan Maritim Indonesia atau Bakamla telah dipadukan dengan Sistem Senjata Angkatan Laut Stabilitas Jarak jauh 30 mm yang dikendalikan dari jauh.

Langkah ini digambarkan sebagai upaya untuk mencegah penangkapan ikan ilegal, dan masalah serius di sekitar Kepulauan Natuna, tetapi juga dimaksudkan sebagai pencegahan terhadap sebuah kapal asing penangkap ikan.

Selain stabilitas dan keamanan kawasan, kedua negara juga membahas kerja sama tentang kesehatan dan ekonomi, dalam kunjungan tersebut kedua Menlu menyaksikan Penandatanganan Dua Nota Kesepahaman yaitu Enhancement of Collaborative Aktivities dan Pre-Feasibility Study untuk Proyek Bendungan Lambakan di Kaltim.

Sehari sebelumnya, Menlu China juga telah melakukan pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Danau Toba yang berfokus pada urusan perdagangan dan investasi.

Wang Yi berjanji, negaranya akan mengimpor lebih banyak produk Indonesia dan meningkatkan investasi di Indonesia, karena Jakarta mendesak Beijing untuk menghilangkan hambatan agar perdagangan kedua negara lebih seimbang, hal itu disampaikan usai bertemu dengan LBP dan Menlu Retno Marsudi, dalam kunjungan dua hari di Indonesia.

“China adalah mitra dagang terbesar dengan Indonesia, nilai ekspor Indonesia ke China tahun lalu meningkat lebih dari 10 persen di tengah krisis ekonomi dan pandemi global,” tegas Wang Yi.(*)

Sumber berita dan foto (*/tim/ali sahan)

Editor (+roni banase)