Kupang-NTT, Garda Indonesia | Sejak terbentuk pada Februari 2019, Gerakan Peduli Sampah, tim yang digagas langsung oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) ini, terus bergerilya mengatasi masalah sampah yang saat ini menjadi momok bagi masyarakat Kota Kupang dan sekitarnya.
Seperti pada Sabtu pagi,13 Maret 2021, tanpa mengenal kata putus asa, sebagian besar anggota di bawah komando Ketua GPS, Orson Basoeki; Kepala Biro Umum Setda Provinsi NTT, George Hadjoh; dan Wakil Ketua DPRD Kota Kupang, Pardon Paulus; kembali melakukan aksi pungut sampah yang berlokasi di seputar Bukit Cinta, Kelurahan Penfui, Kabupaten Kupang.
Aksi yang melibatkan lebih kurang 100 orang ini, melibatkan anggota GPS, ASN serta Tenaga Kontrak dari Biro Umum Setda Provinsi NTT serta beberapa tenaga relawan lainnya. Kegiatan ini sendiri berlangsung sejak pukul 07.00 WITA—selesai.
Ketua GPS yang ditemui sesaat setelah kegiatan ini selesai mengungkapkan bahwa untuk mengatasi masalah sampah dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Bukan saja pemerintah Kota dan seluruh masyarakat Kota Kupang, tetapi juga dalam hal ini Pihak Pemerintah Kabupaten juga harus terlibat. Menurut Orson karena lokasi yang saat ini sedang dibersihkan merupakan wilayah Kabupaten Kupang, tetapi masih berada di pinggiran Kota Kupang yang sering dilalui oleh orang banyak, apalagi daerah ini sangat dekat dengan bandara yang menjadi pintu masuk bagi para tamu yang datang berkunjung ke Kota Kupang.
“Jangan ada lempar tanggung jawab, karena masalah sampah merupakan masalah yang tidak bisa diselesaikan secara sendiri – sendiri,” tegas Orson Basoeki.
Masalah sampah yang saat ini masih sangat tinggi, imbuh Orson, diakibatkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat itu sendiri dan juga karena minimnya sarana pendukung. Oleh karena itu, ke depan mulai dari pihak RT/RW, Lurah dan Dinas Kebersihan harus mampu memberikan edukasi secara terus menerus kepada masyarakat, agar masyarakat sadar akan pentingnya pola hidup bersih. Apalagi menurutnya sampah merupakan pemicu tumbuh kembangnya penyakit Demam Berdarah yang angkanya cukup tinggi di NTT.
“Kalau ini berjalan baik, ditambah dukungan sarana yang cukup maka masalah sampah akan bisa diatasi, sehingga dengan sendirinya kasus demam berdarah dapat ditekan jumlahnya,” ungkap Orson optimis.
Sementara itu, Andry Nabut salah seorang ASN di lingkup Pemprov. NTT mengatakan bahwa dirinya merasa terpanggil untuk terlibat dalam aksi ini karena masalah sampah di Kota Kupang merupakan masalah serius yang sudah seharusnya mendapat perhatian khusus, bukan saja dari masyarakat tetapi juga dari pihak pemerintah.
“Saya merasa terpanggil untuk ikut terlibat dalam tim GPS yang digagas oleh Bapak Gubernur, karena sampah merupakan penentu kesehatan masyarakat itu sendiri dan juga kesehatan lingkungan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, tandas Andry Nabut, saya mengajak seluruh masyarakat dan juga pemerintah agar bergandengan tangan dan juga kompak untuk mengatasi masalah sampah di kota Kupang. “Ke depan kota ini menjadi kota yang sehat dan bersih. Maju Terus GPS,” ujarnya sembari meninggalkan lokasi.(*)
Sumber berita dan foto (*/Sam Babys, Staf Biro Umum Setda Prov.NTT / Anggota Tim GPS)
Editor (+roni banase)