Plh. Bupati & Anggota DPRD Belu Apresiasi FTBM Pimpinan Romo Kris Fallo

Loading

Belu-NTT, Garda Indonesia | ”Saya apresiasi dan berterima kasih atas kehadiran Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM) Kabupaten Belu yang dinakhodai oleh Romo Kris Fallo, yang mana nantinya akan mendukung pemerintah sekaligus masyarakat dalam menghidupkan kembali gerakan literasi terutama semangat atau niat membaca masyarakat di kabupaten ini”, ungkap Plh. Bupati Belu, Frans Manafe, S.Pi.

Baca juga : http://gardaindonesia.id/2021/03/14/giat-literasi-ftbm-belu-donasi-buku-ke-tbm-lopo-cerdas-sabar-manumutin/

Ia pun menandaskan bahwa gerakan literasi membaca dimaksud, untuk menekan angka buta aksara di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah, dirinya didampingi anggota DPRD Belu fraksi Golkar, Theodorus Seran Tefa memenuhi undangan Ketua FTBM untuk turut hadir dalam kunjungan ke salah satu kelompok binaan FTBM, TBM Lopo Cerdas Sabar di Kelurahan Manumutin, Kecamatan Kota Atambua, pada Minggu, 14 Maret 2021.

“TBM Lopo Cerdas itu luar biasa. Saya mendapatkan laporan dari salah satu anggota bahwa mereka sudah mulai belajar menghemat dan menabung. Hasil menabung itu, kemudian didonasikan kepada panti–panti asuhan yang ada. Mereka juga belajar menanam, mendaur ulang sampah dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar tentang manfaat memakai masker di masa pandemi Covid-19 ini,” urai Plh. Bupati, Frans Manafe.

Untuk mendukung sosialisasi menggunakan masker tersebut, kisah Plh. Bupati lebih lanjut, anak-anak TBM Lopo Cerdas Sabar belajar menjahit masker. Selain itu, mereka belajar untuk memberikan apresiasi kepada tenaga-tenaga kesehatan dan para pegiat Covid-19 melalui kartu-kartu apresiasi. Bahkan, ada pun dari antara peserta TBM Lopo Cerdas yang sudah sukses mengikuti lomba Master Ceremony (MC), berani tampil di depan umum, dan membantu orang tuanya ketika berada di rumahnya masing-masing.

Anggota DPRD Belu (Ketua Komisi II), Theodorus Seran Tefa

Menariknya, imbuh Frans Manafe, mereka sudah bisa membedakan antara status anak pekerja dan pekerja anak. “Anak pekerja, artinya orang tua memberikan pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan umur dan kemampuan mereka. Sedangkan pekerja anak berarti, anak dalam tanda kutip dipaksakan oleh orang tuannya untuk bekerja karena alasan impitan ekonomi keluarga,” terangnya.

Ketua Komisi II DPRD Belu, Theodorus Seran Tefa menambahkan, bahwa dirinya mendampingi Plh. Bupati Belu, Frans Manafe yang hadir di TBM Lopo Cerdas itu untuk memberikan dukungan dalam bentuk donasi buku, demi membangkitkan kembali budaya semangat membaca masyarakat, terutama untuk menekan angka buta aksara di wilayah Kabupaten Belu, termasuk mendorong semangat membaca dan menulis  bagi aksarawan dan aksarawati yang sudah dibina selama ini.

Sebagai anggota DPRD, dirinya mengimbau kepada pemerintah daerah untuk memberikan perhatian serius terhadap FTBM, agar bisa terus berkembang  hingga ke wilayah-wilayah pelosok, guna meningkatkan Sumber Daya Manusia di Kabupaten Belu.

“Harapan saya, semoga dengan hadirnya FTBM Belu ini dapat mengembalikan tradisi membaca buku fisik, untuk membatasi tantangan globalisasi era digital saat ini, yang mana telah mengurangi minat baca dan tulis. Kalau minat baca ini ditingkatkan, maka akan membantu untuk mendorong literasi-literasi dalam bentuk lainnya,” papar Ketua Komisi II DRPD Belu yang akrab disapa Theo Manek. (*)

Penulis: (*/ Herminus Halek)