Gubernur VBL : Konstruksi Bangunan Kita Harus Tahan Gempa dan Bencana

Loading

Sabu Raijua, Garda Indonesia | Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) saat mengunjungi Sabu Raijua untuk melihat dampak dari Badai Seroja mengatakan, hingga saat ini, badai yang terjadi di NTT telah terjadi dua kali. Ke depanya perlu mengantisipasinya dengan kebijakan yang lebih mementingkan keselamatan masyarakat.

“Tentunya momentum seperti ini, kita belajar, ke depanya agar konstruksi bangunan kita tahan gempa dan bencana. Sehingga, ketika terjadi bencana, kita siap dan tidak terkena masalah serius sebagaimana yang terjadi di negara maju. Badai di NTT itu pertama kali terjadi pada tahun 1973 di Kabupaten Sikka dengan memakan korban yang cukup banyak. Dan  kedua di tahun 2021 terjadi lagi di wilayah NTT,” terang Gubernur VBL.

Sementara, imbuh VBL, boleh ada perbaikan, tapi ke depan harus ada desain standar bangunannya. “Sebagai manusia berakal, beriman, dan berpengetahuan tentunya diberikan kemampuan untuk menganalisis dalam menempatkan kebijakan untuk menyelamatkan rakyat,” jelasnya.

Gubernur VBL pun menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Sabu Raijua yang menjalankan tugas konstitusionalnya melayani publik dengan cukup baik. “Pelayanan terhadap masyarakat yang sudah cukup baik ini perlu ditingkatkan karena kita tidak urus badai saja. Tapi, masih ada badai kemiskinan dan badai kebodohan yang sampai saat ini masih tetap menghantui kita. Semua ini harus dikerjakan dengan baik agar kita mampu melewati seluruh batas kewajaran peradaban bangsa ini sehingga kita mampu menunjukkan bahwa kita bisa keluar dari situasi yang sulit,” urainya.

Pose bersama usai penyerahan bantuan genset kepada Pemda Sabu Raijua dari Bank Artha Graha

VBL juga mengimbau masyarakat agar tetap bersabar dalam menunggu pelantikan bupati definitif dan fokus pada kerja-kerja produktif untuk kemajuan daerah. “Di sini hadir para pimpinan DPRD. Berharap tidak lama lagi proses hukum di Mahkamah Konstitusi selesai agar kita memiliki bupati definitif. Sehingga sebagai Gubernur, tentunya menunggu arahan Pemerintah Pusat (Kementerian Dalam Negeri). Sampai hari ini, sesuai perintah hanya tiga  kabupaten yang dilantik, sehingga penjabat agak lama di sini. Masyarakat mesti mendukung pak penjabat dan tetap fokus bekerja untuk kemajuan Sabu Raijua.” ungkapnya.

Gubernur juga mengingatkan, Penjabat Bupati saat ini, Doris Rihi, untuk segera mengirim data masyarakat terkena dampak bencana paling lambat Rabu malam, 14 April 2021. Estimasi pemulihan pasca-badai ini dapat selesai pada Mei dan saat Juni nanti hanya dilakukan evaluasi.

“Kecepatan bekerja Pak Penjabat Bupati, harus didukung dan diimbangi oleh Camat dan Kepala Desa/Lurah untuk menyiapkan data dimaksud, selanjutnya diserahkan ke posko provinsi  pada Rabu malam, 15 April 2021 malam hari dalam bentuk Surat Keputusan untuk dilakukan verifikasi dan implementasi bantuannya sehingga kita mampu menyelesaikan pemulihan pasca-badai sekitar bulan Mei, dan bulan Juni tinggal kita evaluasi saja. Jangan lambat karena bencana (gempa bumi) juga terjadi di Malang, kalau kita lambat dan ruang fiskal keuangan negara kita juga terbatas, maka bantuan untuk kita dapat terbatas juga,” jelas Gubernur VBL.

Sementara itu, Camat Hawu Mehara, Daniel Logo menyampaikan perkembangan penanganan  pasca-badai yang menimpa wilayahnya sejak tanggal 4—6 April 2021. “Langkah awal yang kami lakukan pasca-bencana adalah mendata fasilitas pemerintah, rumah penduduk, membuka akses jalan dikarenakan pohon dan tiang listrik yang tumbang, semuanya dapat kami lakukan atas dukungan rekan-rekan TNI dan Polri di wilayah Kecamatan Hawu Mehara,” pungkas Daniel. (*)

Sumber berita dan foto (*/Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT)

Editor (+roni banase)