Hadapi ‘Dunia Tipu-tipu’, OMK HKY Bimoku Helat Pendalaman Iman

Loading

Kupang, Garda Indonesia | Orang Muda Katolik (OMK) Kapela Hati Kudus Yesus (HKY) Bimoku, Paroki Santo Yoseph Pekerja Penfui, Keuskupan Agung Kupang, melaksanakan kegiatan pendalaman iman yang diberikan oleh RD. Yakobus Longga, pada Jumat, 18 Juni 2021 pukul 17.00 WITA, bertempat di Kapela HKY Bimoku.

Mengusung tema “OMK Yang Tangguh dan Setia di Zaman Milenial” yang dimoderatori oleh Angelina Ila Tha menyampaikan bahwa, disadari atau tidak, dunia terus mengalami perubahan di setiap masanya. Sejak zaman purbakala hingga era 4.0 bahkan menjelang era 5.0 sudah banyak perubahan yang terjadi dan akan terus terjadi.

“Berbicara mengenai perubahan, kini kita menapaki yang namanya zaman milenial, zaman penuh drama, zaman penuh inovasi teknologi, sebuah ‘dunia tipu-tipu’. Saya berani mengatakan ini karena memang di hidup di zaman ini bukan perkara mudah. Tantangan hidup, persoalan hidup, dinamika semakin beragam, di mana saja kita berada, dengan siapa kita menjalin relasi bahkan dengan profesi apa pun yang kita geluti, kita tidak akan terlepas dari dampak zaman milenial,” ungkap Angel.

Salah satunya, kata Angel, adalah Orang Muda Katolik. Setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya. “Masa kita adalah berjuang di tengah badai milenial untuk berusaha menjadi OMK yang Tangguh dan tetap setia dengan segala pergolakan yang ada,” ucap Angel sambil tersenyum manis.

RD Yakobus Longga atau yang akrab dipanggil RD Yalo dalam materinya menyampaikan bahwa, adanya ketiadaan iman dan tidak adanya kedekatan dengan Allah dalam hidup banyak orang Kristiani membuat setiap orang jauh dari sukacita dan kebahagiaan.

Oleh karena itu menurut RD Yalo, gambar kudus dan arca rohani menjadi salah satu sarana untuk menjalin keakraban dengan Allah. Orang muda seharusnya mengandalkan Allah dalam setiap Langkah hidupnya. Allah yang tidak kelihatan dapat diwujudkan melalui gambar kudus dan arca rohani agar kehadirannya menjadi lebih nyata bersama kita.

“Lalu bagaimana menjadi OMK yang tangguh dan setia? Hanya tiga hal sederhana yang menjadi titik tumpunya,” jelas RD Yalo. Tiga hal itu adalah:

Pertama, Hidup dengan senyuman, kelahiran, hidup dan kematian kita nantinya harus menjadi sebuah sukacita iman, karena Allah sudah menyimpan sukacita dalam masing-masing kita. Hanya saja kita masih menutup hati kita untuk menemukan sukacita hidup dalam diri sesama kita;

Kedua, Menerima diri apa adanya, Orang Muda Katolik harus berani menerima diri apa adanya, realistis, namun tetap dalam pengharapan. Dengan penerimaan diri, kita akan dengan bangga menjalani hidup tanpa iri hati dan kebencian. Pengalaman hidup yang pahit harus diterima dengan keikhlasan hati, agar kita menjadi lebih siap ketika menerima pencapaian yang baru hidup sesuai rencana Tuhan;

Ketiga, Jadikan wadah Orang Muda Katolik sebagai rumah kedua, ketangguhan dan kesetiaan orang muda makin kokoh ketika menjalin sebuah relasi dan menjadikan wadah OMK sebagai surganya, kehadiran rekan-rekan OMK dimaknai sebagai keluarga kedua dan berusaha menghadirkan sukacita di dalamnya dengan berbagai bentuk pelayanan kepada Gereja, keluarga dan bangsa.

Pose bersama Orang Muda Katolik (OMK) Kapela Hati Kudus Yesus (HKY) Bimoku, Paroki Santo Yoseph Pekerja Penfui, Keuskupan Agung Kupang,

Dalam diskusi yang terjadi, terdapat beberapa pertanyaan mengenai kekeringan iman, ketiadaan Tuhan dalam hidup orang muda, hubungan orang tua dengan orang muda, adanya pengaruh eksternal yang mengguncang iman orang muda, dan tentu saja mengenai percintaan di kalangan Orang Muda Katolik.

RD Yalo memberikan beberapa peneguhan, dan motivasi terkait pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh OMK HKY Bimoku. “Kekeringan iman dan merasa ditinggalkan oleh Tuhan bukan hal baru bagi umat Katolik. Tantangan Hidup yang sulit dihadapi dengan persoalan datang bertubi-tubi terkadang membuat kita menyalahkan Tuhan, namun lewat semuanya itu, sebenarnya Allah sudah menyiapkan solusi dan jalan keluar yang tepat bagi kita dan itu hanya dapat diperoleh ketika kita menyerahkan diri sepenuhnya dan membiarkan Allah memakai kita sebagai alat-Nya,” jawab Imam Katolik Keuskupan Agung Kupang ini.

RD Yalo yang berdarah Ende-Rote, menjelaskan mengenai hubungan orang muda dengan sesama terutama dengan orang tua masing-masing seharusnya dimaknai dengan penuh cinta kasih sebagaimana Tuhan mencintai umat manusia.

Ketika orang muda mengalami masalah, urai RD Yalo, perbedaan pendapat dengan orang tua, itulah dinamika hidup. Orang tua adalah malaikat tak bersayap yang Tuhan anugerahkan. “Doakan mereka, cintai, dan bahagiakan mereka karena semuanya tak lagi berarti ketika mereka tutup usia,” ajak Pembina dan Pengajar di Seminari Menengah St. Rafael-Oepoi Kupang ini.

Selain itu, menurut RD Yalo, dalam iman Katolik, tentu saja ada banyak godaan dan cobaan untuk menjauh dari Tuhan dan Gereja. “Namun, Orang Muda Katolik harus memiliki keteguhan hati, membiarkan Tuhan hidup dalam hati kita, andalkan Tuhan dalam setiap pergumulan hidup, maka badai yang datang menimpa tidak mampu meruntuhkan iman kepada Kristus. Allah adalah Kasih. Mencintai orang yang kita cintai adalah salah satu wujud kasih. Dalam memilih pasangan hidup, Orang Muda Katolik dituntut untuk tidak salah memilih, menghindari toxic relationship dengan memohon bantuan Roh Kudus untuk menuntun kita menemukan mereka yang menjadi ‘tulang rusuk’ kita masing-masing. Cinta tak pernah salah, karena cinta berasal dari Sang Cinta, yang salah adalah ketika kita membiarkan diri untuk mencintai orang yang salah lewat sebuah keputusan yang salah,” tutup RD Yalo.

Pendalaman iman OMK HKY Bimoku pun ditutup dengan pembersihan diri dan refleksi untuk melepaskan segala beban dan persoalan hidup, dengan tujuan menerima Tuhan dalam ruang kosong hati masing-masing agar langkah hidup selanjutnya berjalan di dalam naungan Tuhan.

Hadir dalam kesempatan itu, Pembina OMK HKY Bimoku Maria Surya Ferdinanda Merry Moon atau Mama Merry. (*)

Sumber berita dan foto (*/Angelina Ila Tha)