Wabup Belu Ajak Masyarakat Manfaatkan Fasilitas Perpustakaan Daerah

Loading

Belu–NTT, Garda Indonesia | Kesadaran masyarakat Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam memanfaatkan seluruh fasilitas perpustakaan daerah masih kurang, termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN). Masyarakat memandang semua literatur yang tersedia di perpustakaan tidak bermanfaat. Padahal, perpustakaan daerah Belu memiliki 6.400 (enam ribu empat ratus) judul buku dan 17.000 (tujuh belas ribu) eksemplar/buku referensi. Mari kita memanfaatkan!

Demikian, dikatakan Wakil Bupati Belu, Aloysius Haleserens, M.M. kepada awak media usai membuka secara resmi kegiatan Lomba Cerita Rakyat yang dihelat di aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Atambua, pada Rabu pagi, 30 Juni 2021, sembari mengajak seluruh masyarakat dari segala kalangan untuk datang ke perpustakaan demi memperkaya khazanah pengetahuan.

Terkait belum semua sekolah memiliki perpustakaan, Wakil Bupati Belu, Alo Haleserens menuturkan, ke depan pemerintah daerah akan berupaya untuk memfasilitasi sekolah–sekolah dasar dengan perpustakaannya masing–masing secara bertahap. “Kalau keuangan daerah terbatas, tentu kita akan mencari ketersediaan anggaran dari pemerintah pusat. Mudah–mudahan tahun 2022, kita bisa mendapatkan bantuan perpustakaan kepada SD, SMP, SMA dan desa,” harapnya.

Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Belu, Jhoni Martins

Berhubungan dengan latar belakang pelaksanaan Lomba Cerita Siswa–Siswi SD/MI, Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Belu, Jhoni Martins mengungkapkan, kegiatan tersebut searah dengan tujuan pembangunan negara yang adalah mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus ikut menyukseskan visi misi pemerintah periode 2021—2024, yakni meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan penguatan kapasitas.

Jhoni Martins berharap, kegiatan ini bisa membantu membangkitkan minat baca dengan memotivasi, memacu dan merangsang masyarakat untuk datang ke perpustakaan. “Karena di era globalisasi seperti ini, masyarakat lebih cenderung memilih peran digitalisasi dan melupakan buku,” paparnya. (*)

Penulis + foto: (*/Herminus Halek)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *