Dekranasda NTT Kolaborasi MOI Pecut Kelor Jadi ‘Supply Cain’ Berbasis Kualitas

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat ingin mengelaborasi dan mengembangkan potensi Kelor atau Moringa berkualitas ekspor dengan menggandeng Kang Dudi selaku owner ‘pengelola’ Moringa Organik Indonesia (MOI) yang menekuni Kelor sejak tahun 2013.

Demikian penekanan Julie Sutrisno Laiskodat yang didampingi Bunda Maria Fransisca Djogo; Kiki dari Dapur Kelor; Courage, Mahasiswa Negara Gana yang meneliti tentang Kelor di Indonesia dalam sesi jumpa media pada Minggu sore, 5 September 2021 pukul 17.00 WITA—selesai.

Dekranasda NTT, tekan Julie Laiskodat mempunya banyak binaan UMKM serba Kelor dengan produk seperti sabun, nugget, coklat, teh, dan kopi Kelor. “Namun, saya belum puas mengembangkan Kelor. Dan jujur awalnya saat menjadi Ketua Dekranasda, kami (Julie Laiskodat dan Maria Djogo, red) masih awam dan kami belajar ke Kang Dudi pada akhir tahun 2018 di Blora dan pada 2019, Pak Gubernur juga mengirimkan 100 orang Keloris (sebutan untuk pelaku usaha Kelor, red) untuk belajar tentang Kelor,” ungkapnya.

Saat ini, imbuh Julie Laiskodat, Kelor bisa cari duit (menghasilkan uang, red). Kami juga menyosialisasikan tentang manfaat Kelor untuk memberantas gizi buruk dan stunting.

“Membeli Kelor ibarat membeli kandungan nutrisi di dalamnya dan berbasis kualitas bukan berbasis kuantitas dan Kelor terbaik hanya ada di Nusa Tenggara Timur (NTT). Maka, Dekranasda NTT membina dan memfasilitasi UMKM untuk menghasilkan produk Kelor mulai dari alat produksi hingga kemasan berkualitas.

Julie Laiskodat saat menunjukkan contoh produk olahan Kelor kepada Kang Dudi (berbaju hijau Keloris)

Selain itu, Julie Sutrisno Laiskodat ingin agar Kelor NTT dapat dipasarkan di luar negeri. “Banyak pelaku Kelor, namun tak mengetahui persis pangsa pasar di luar negeri dan harus berstandar seperti apa. Makanya, kami berkolaborasi dengan Kang Dudi sehingga dapat menghasilkan produk Kelor yang berkualitas ekspor,” tandasnya.

Kang Dudi dari PT. Moringa Organik Indonesia (MOI) menyampaikan telah menekuni Kelor sejak 2013 dan memiliki pusat produksi di Bali, Blora, dan Palu. Kini, MOI telah bekerja sama dengan negara Ghana sebagai pusat distribusi Kelor ke Eropa dan Amerika.

Menurut Kang Dudi, jika merujuk pada Keloris Way, Kelor dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Yang dilakukan Pak Gub (Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat,red) keduanya tapi tidak mampu dipilah dengan baik oleh aparatur di bawahnya. Sehingga jika beliau konsumsi Kelor biar sehat, itu tak ada unsur bisnis. Namun, jika berbicara meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka ada unsur bisnis dengan memenuhi unsur standard operating procedure (SOP),” urainya.

Sekarang, MOI bakal menerima dan mengolah Kelor dari NTT menjadi supply chain berkualitas yang layak diekspor ke luar negeri. “Tapi, kualitas Kelor yang diterima sesuai standar MOI yakni sesuai Moringa Nutrition Method. Jika salah mengolah Kelor NTT, maka nutrisi Kelor bakal berkurang dan berbahaya untuk dikonsumsi,” tegas Kang Dudi seraya menekankan orang di luar negeri membeli Kelor sesuai Quality Based ‘berbasis kualitas’ bukan berdasarkan Quantity Based ‘berbasis kuantitas’.

Penulis, editor dan foto (+roni banase)

Komentar ditutup.