Lahan Tidur Lapas Kalabahi Jadi Produktif & Bermanfaat bagi Masyarakat Alor

Loading

Kalabahi, Garda Indonesia | Pasca-sidak mendadak pada Minggu siang, 19 September 2021  sekitar pukul 11.10 WITA–selesai di Lapas Kalabahi, Kakanwil Kemenkumham Provinsi NTT, Marciana Dominika Jone melihat progres pengolahan lahan tidur Lapas Kalabahi seluas 15.000 m2 (1,5 hektar) di Kadelang yang dioptimalkan menjadi ladang sayur oleh Kalapas Kalabahi dan warga binaan pemasyarakatan (WBP).

Lahan tersebut dieksekusi Kalapas Kalabahi Efendi Yulianto menjadi sarana asimilasi dan edukasi (SAE) bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Kalabahi atas arahan dari Kakanwil Kemenkumham Provinsi NTT, Marciana Dominika Jone. Sebelumnya, lahan tersebut hanya ditumbuhi semak belukar, namun pasca-tiga bulan dilantik menjadi Kalapas, kini, lahan tersebut diolah lokasi wisata petik sayur dengan memberdayakan sekitar 17 orang WBP.

Pantauan Garda Indonesia pada Minggu siang, 19 September 2021, saat sidak mendadak Kakanwil Marciana Dominika Jone di lokasi lahan yang diolah menjadi wisata petik sayur dan kebun Kelor tersebut, tampak Kalapas dan WBP sementara merawat sayur mayur berupa bunga kol, sawi, kangkung, pohon pepaya, dan menyiapkan media tanam untuk ditanami Kelor dari Dekranasda NTT.

Kakanwil Kemenkumham Provinsi NTT, Marciana Dominika Jone saat meninjau progres pengolahan lahan oleh Lapas Kalabahi

Kalapas Efendi Yulianto menyampaikan, terealisasinya wisata petik sayur dan kebun Kelor yang bermanfaat bagi masyarakat tersebut atas arahan dari Kakanwil Marciana Dominika Jone dan bantuan dari Bupati Alor, Amon Djobo. “Bapak Bupati memberikan bantuan kepada Lapas Kalabahi berupa sumur bor, pompa air, dan mobil pick up,” ungkapnya sembari menyampaikan progres persiapan penanaman Kelor.

Selain itu, imbuh Kalapas Efendi, Wisata Petik Sayur Lapas Kalabahi menambah penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Dan sesuai dengan program kerja Bupati Amon Djobo “Alor Kenyang, Alor Sehat, Alor Pintar, Bersama-sama Membangun Alor”

“Masyarakat di Kalabahi, ibu kota Kabupaten Alor termasuk dari Pulau Pantar datang membeli sayur di sini. Takaran pembelian sayur oleh masyarakat dipatok 5 ribu rupiah dan dapat memetik sendiri. Adapun dari hasil penjualan sayur mayur, 50 persen ke WBP, 15 persen PNBP, 35 persen untuk operasional,” tandasnya.(*)

Penulis, editor dan foto (+roni banase)