Wisata MICE, Apakah Nusa Tenggara Timur Siap?

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  mempromosikan potensi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) ‘Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran’ untuk menjaring wisatawan mancanegara (wisman) pada segmen bisnis. Wisata MICE dikenalkan IMEX 2016 yang merupakan event pameran MICE “business to business” terbesar di Las Vegas, Amerika pada 18—20 Oktober 2016.

Ingin menelusuri Wisata MICE, silakan klik tautan ini :https://mice.id/

Dilansir dari kemenparekraf.go.id, Kementerian Pariwisata menargetkan mampu mendatangkan sebanyak 12 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia. Untuk mencapai target tersebut, Indonesia menerapkan strategi yang signifikan terkait dengan peraturan, anggaran pemasaran dan promosi, serta pengembangan infrastruktur dan destinasi. Indonesia misalnya telah sangat proaktif dalam menarik wisman untuk datang ke Indonesia dan menjelajahi berbagai destinasi pariwisata yang bertajuk “Wonderful Indonesia”.

Data dari International Congress & Convention Association (ICCA), menunjukkan bahwa wisatawan MICE umumnya datang dalam jumlah besar. Selain itu tingkat pengeluaran selama berada di destinasi tuan rumah kegiatan MICE mencapai 7 kali lipat dari wisatawan biasa (Leisure Traveler).

Guna mengenalkan Wisata MICE kepada masyarakat, pelaku usaha, masyarakat dan media massa, maka Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi NTT, dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT menghelat Sosialisasi dan Simulasi Panduan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan (CHSE) pada Penyelenggaraan Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (MICE) pada Selasa, 28 September 2021 pukul 09.00 WITA—selesai di Hotel Aston Kupang.

Even MICE Kupang dihelat memperingati World Tourism Day 2021 ‘Hari Pariwisata Sedunia’ pada 27 September 2021 bertema “Tourism For Inclusive Growth” dengan menghadirkan Direktur Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf),  Ibu Masruroh, S.Sos., MBA. Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dr. Drs. Zet Sony Libing, M.Si. Fransiskus Handoko, SST.Par., M.Sc. dan Ketua Umum ASITA Provinsi NTT, Abed Frans.

Pada sesi jumpa media, Masruroh, S.Sos., MBA. Menyampaikan saat ini mulai simulasi CHSE dan tersedia UMKM dengan belajar menggunakan online payment dengan harapan usai acara ini pariwisata dapat kembali berjalan, namun dengan protokol kesehatan ketat.

Direktur Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf),  Ibu Masruroh, S.Sos., MBA.

“Besok akan ada insentif trip bagi teman-teman media di seputar Kota Kupang dan usai dari kegiatan tersebut dapat memberitahu masyarakat bawah kita indah dan siap,” terang Masruroh.

Dr. Zet Libing menegaskan pariwisata NTT bakal bangkit dan ekonomi kreatif juga bakal bangkit oleh karena itu kita butuh kolaborasi. “Dan Pemerintah NTT telah membuka beberapa destinasi wisata yang bertujuan menumbuhkan ekonomi masyarakat termasuk menerapkan protokol kesehatan berupa vaksinasi Covid-19. Di setiap festival juga diterapkan swab antigen dan wajib menunjukkan aplikasi pedulilindungi,” ungkapnya.

Selain itu, cara membangkitkan ekonomi kreatif untuk menggunakan produk lokal seperti kopi, dan tenun motif NTT. “Itulah cara membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif, termasuk keterlibatan pemerintah untuk berdiri paling depan,” tegas Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT.

Pada sesi presentasi yang dipandu oleh Johny Rohi terkait panduan Cleanliness, Health,  Safety and Environmental Suistanability (CHSE) ‘Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan’ oleh Fransiskus Handoko menyampaikan bahwa Wisata MICE menjadi konsep wisata baru dan kita tinggal menyediakan sarana dan prasarana penunjang bagi wisatawan sehingga mereka merasa aman dan nyaman.

Ketua ASITA NTT, Abed Frans mengungkapkan wisatawan MICE menyumbangkan sekitar 15 persen perjalanan wisata dunia. “Sementara di Indonesia hanya menyumbangkan kurang lebih 3 persen seluruh perjalanan padahal minat belanja tiga kali lebih besar. Dan Wisatawan MICE menguntungkan destinasi karena setiap kali terjadi even MICE selalu terjadi influencer. Wisatawan MICE sangat potensial membantu wisata di Indonesia,” terangnya.

Untuk Wisata MICE di Nusa Tenggara Timur (NTT) lebih khusus di Kota Kupang, imbuh Abed Frans, ada yang bisa diangkat atau ditawarkan dari lokasi Wisata MICE, misalnya tamu dari Jepang, maka dapat menawarkan lokasi situs peninggalan Jepang seperti gua Jepang.

Multy Player Effect sangat luar biasa karena melibatkan banyak pihak dalam satu even dari MICE. Wisatawan MICE dapat meningkatkan menikmati suasana dan berkeliling di seputar Kota Kupang karena tersedia wisata alam, kuliner, dan budaya.

“Kota Kupang, Labuan Bajo, dan Maumere cukup layak dijadikan destinasi MICE di wilayah Nusa Tenggara Timur. Kita sangat mengharapkan Kota Kupang menjadi tuan rumah dari even MICE, namun kita berharap saat pelaksanaan even dapat dijalankan dengan kreativitas dan standar yang sesuai,” tandasnya.

Penulis, editor dan foto (+roni banase)