Pembangkit Listrik Tenaga Surya Siap Dibangun di Pulau Sumba

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menyatakan mendukung investasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Sumba, NTT yang siap dilakukan oleh PT. GSE bersama mitra kerjanya Sungrow.

Investasi PLTS di Sumba tersebut berupa panel surya yang akan menyerap sinar matahari dengan menggunakan battery storage ‘penyimpanan baterai’, berikut dengan kabel transmisi bawah laut yang akan terhubung dengan sistem jaringan listrik Bali dan Nusa Tenggara. Investasi pembangunan solar PV dengan potensi energi sebesar 2 GW dan battery storage system dengan estimasi nilai investasi senilai 4 miliar USD ini akan mampu memasok listrik untuk Bali, NTB, dan NTT.

Potensi tersebut sedang dikaji dalam studi kelayakan yang sedang dilakukan oleh PT. GSE yang rencananya akan rampung tahun depan.

“Investasi tersebut tentu akan mendorong masuk berbagai pembangunan bahkan investasi lainnya, seperti pengembangan infrastruktur dan pabrik penunjang panel surya dan battery storage yang tentu saja akan berdampak pada penyerapan ribuan tenaga kerja lokal sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan. Penggunaan energi surya ini juga dapat menurunkan tarif listrik,” kata Gubernur Viktor Laiskodat.

Potensi penurunan tarif listrik tersebut tentu akan meringankan beban subsidi Negara ke PLN. “Manakala proyek ini kita laksanakan maka, dapat terjadi efisiensi dari sisi keringanan beban subsidi negara ke PLN,” ungkap Gubernur VBL.

Gubernur VBL juga menambahkan, pembangunan ini juga diharapkan dapat mendukung pencapaian target bauran energi baru terbarukan Indonesia sesuai dengan Paris Agreement 2015 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo. “Dengan demikian, NTT dapat menjadi pionir dalam pengembangan green economy sesuai dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo,” ucapnya.

Sementara itu, komitmen tersebut disampaikan dalam pertemuan oleh Bambang S. selaku Direktur Utama PT GSE dan William Zhou selaku VP International Business Sungrow.

“Dalam pertemuan hari ini, prinsipnya kami  berkomitmen untuk membangunan panel surya yang akan menyerap sinar matahari dengan menggunakan battery storage, berikut dengan kabel transmisi bawah laut yang akan terhubung dengan sistem jaringan listrik Bali dan Nusa Tenggara. Investasi pembangunan solar PV dengan potensi energi sebesar 2 GW dan battery storage system dengan estimasi nilai investasi senilai 4 miliar USD, akan mampu memasok listrik untuk Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, jelas Bambang.

Untuk diketahui, potensi tersebut sedang dikaji dalam studi kelayakan yang sedang dilakukan secara internal oleh PT. GSE yang rencananya akan rampung tahun depan (2022, red), dengan mengacu pada kajian yang telah dilakukan sebelumnya oleh stakeholder terkait. (*)

Sumber dan foto (*/Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT)

Editor (+roni banase)