“Negeri di Atas Awan” Dapat Listrik, PLN Dukung Produktivitas Daerah Terpencil

Loading

Fatuulan-TTS, Garda Indonesia | PT PLN (Persero) terus menyambung listrik di daerah-daerah terpencil untuk meningkatkan produktivitas masyarakat desa. Kali ini, menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru 2022, PLN menyalakan listrik di Desa Fatuulan (bahasa Dawan Timor artinya batu hujan), Kecamatan Ki’e, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur (UIW NTT) Agustinus Jatmiko bersama Bupati TTS Egusem Piether Tahun menyalakan listrik secara simbolis pada Jumat, 17 Desember 2021.

Upaya menyambungkan aliran listrik ke “Negeri di Atas Awan” di Desa Fatuulan ini, ungkap Agustinus Jatmiko, begitu menantang. Melistriki desa khususnya di daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T) cenderung sulit, karena jarak yang ditempuh untuk sampai di desa ini memerlukan waktu 6 (enam) jam. Di sisi lain, Desa Fatuulan berada di ketinggian 1.800 mdpl dengan medan terjal naik turun.

Hanya saja, imbuh Agustinus Jatmiko, rasa letih petugas PLN terbayar dengan pesona alam nan indah Desa Fatuulan. Tak salah, daerah ini sering disebut “Negeri di Atas Awan”.

“Kabupaten Timor Tengah Selatan ini untuk KK yang sudah berlistrik baru sekitar 101 ribu dari total 143 ribu, jadi masih ada 42 ribu KK/rumah yang belum menikmati listrik,” ujarnya.

Agustinus berharap dengan adanya penyambungan listrik ini, dapat meningkatkan rasio elektrifikasi di TTS. Dengan adanya penyambungan listrik, masyarakat akan semakin sejahtera, produktif, dan ujungnya mampu meningkatkan perekonomian desa.

Pose bersama General Manager PLN UIW NTT, Agustinus Jatmiko (tengah berbaju putih) bersama tim di Negeri di Atas Awan Desa Fatuulan, Kabupaten TTS

Bupati TTS Egusem Piether Tahun mengapresiasi perhatian PLN di Kabupaten TTS. Pasalnya, di wilayah ini masih ada 42 ribu KK yang belum menikmati listrik. “Harapan saya, penyambungan listrik ini dapat mendorong masyarakat meningkatkan taraf hidupnya dengan menggunakan listrik dari PLN,” ujarnya.

Egusem juga mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam menggunakan listrik. Apabila ada gangguan listrik, masyarakat diminta segera melaporkannya ke PLN. “Tolong bapak mama yang memiliki pohon yang dekat atau kena jaringan jangan dilakukan pemotongan sendiri, harus melaporkan ke PLN agar tim PLN yang memotongnya dan seluruh warga juga harus mengizinkan kabel listrik lewat,” tandasnya.

Sementara itu, Matheos, warga Desa Fatuulan menyampaikan ucapan terima kasih kepada PLN. “Baru beberapa hari ini listrik sudah menyala dan saya sangat merasa senang. Saya 18 tahun di Kupang dan sekarang tinggal di kampung halaman selama 52 tahun akhirnya menikmati listrik,” ucapnya.

Berdasarkan data PLN, dalam upaya menyambungkan listrik di Desa Fatuulan, PLN melakukan sejumlah investasi senilai Rp.5 miliar. Dana itu dialokasikan untuk pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 7,82 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 15,92 kms, dan 4 buah gardu dengan total 200 kiloVolt Ampere (kVA).

Dalam 1 tahun terakhir, Rasio Elektrifikasi di NTT khususnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan meningkat sebanyak 1,77 persen, dari 68,85 persen, menjadi 70,62 persen. Adapun, RE Provinsi NTT meningkat menjadi 88,96 persen dari yang sebelumnya 87,62 persen.

PLN terus berkomitmen untuk mewujudkan energi yang berkeadilan bagi seluruh pelosok negeri terutama di daerah yang tergolong daerah 3T.(*)

Sumber dan foto (*/PLN UIW NTT)

Editor (+roni banase)