Warga TTS Tewas Disambar Petir Saat Cas Telepon Seluler di Rumahnya

Loading

SoE – Garda Indonesia | Delfina Babys (24), seorang warga dusun IV, Desa Oebelo, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), tewas disambar petir saat sedang mengecas telepon seluler atau handphone di dalam rumahnya pada Kamis, 6 Januari 2022, pukul 14.00 WITA.

Adapun 3 (tiga) korban selamat lainnya, yakni Siska Tofeto, Maria Nenoliu dan Desri Selan, yang langsung dibawa ke Puskesmas Panite untuk mendapatkan pertolongan medis.

Petir menyambar juga 10 rumah warga lain di wilayah dusun yang sama hingga mengakibatkan kerusakan  jaringan listrik dan sejumlah peralatan elektronik.

Sekretaris Desa Oebelo, Simon Naat mengatakan, 4 (empat) orang yang menjadi korban sambaran petir tersebut tinggal di rumah berbeda dengan jarak antar – rumah sekitar 100 meter.

Korban tewas, Delfina Babys dikatakan Simon Naat, bahwa pada waktu kejadian, sedang mengecas telepon genggam di dalam rumahnya. Usai tersambar petir, korban masih sempat keluar rumah untuk mengambil air, namun seketika itu ia pun terjatuh dan meninggal dunia.

”Waktu petir sambar rumahnya dia sementara bermain handphone sambil dicas. Usai tersambar, dia sempat keluar rumah untuk ambil air tapi langsung jatuh dan meninggal dunia,” ungkapnya.

Cerita tambahan Antoneta Leni, tetangga korban yang meninggal dunia, bahwa sekitar pukul 14.00 WITA terdengar bunyi petir yang sangat keras. Ia, lalu keluar rumah dan melihat korban yang adalah tetangganya sudah tergeletak di samping rumahnya dalam kondisi kejang – kejang. Antoneta pun berteriak histeris, memberitahu kepada tetangga lainnya tentang kejadian tragis itu.

Pada saat kejadian, lanjut Antoneta, bahwa di dalam rumah, hanya ada anak korban yang baru berumur 2 tahun. Sedangkan, handphone dan alat cas milik korban terlihat dalam kondisi rusak.

Korban selamat, Siska Tofeto mengaku, saat kejadian dirinya sedang mencatuk rambutnya. Tak lama berselang terdengar suara sambaran petir yang diikuti dengan cahaya kilat yang menyambar arus listrik dan mengenai dirinya. Ia, yang sementara duduk di kursi, langsung terjatuh dan merasakan keram pada seluruh badannya.

Kisah korban selamat kedua, Maria Nenoliu menceritakan, pada saat kejadian ia sedang duduk di lantai tanah di dalam rumahnya. Tiba – tiba terdengar bunyi petir, dan seluruh isi rumahnya terlihat seperti ada percikan api dan terdengar bunyi letusan pada stop kontak listrik yang ada di rumahnya. Seketika itu, ia terjatuh dan mengalami kejang – kejang.

Desri Selan, korban selamat ketiga mengaku, sedang berada dalam rumah ketika petir menyambar. Ia sempat melihat cahaya percikan api yang sangat cepat menyambar dirinya dan menyebabkan dirinya terjatuh dan mengalami kejang – kejang.

Kapolsek Amanuban Selatan, Ipda Maks Tameno yang dikonfirmasi Garda Indonesia, membenarkan adanya kejadian nahas itu. Bahwa, korban yang meninggal dunia atas nama Delfina Babys, dan jenazahnya telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan, setelah divisum sebelumnya. Sedangkan, tiga korban selamat lainnya telah dibawa ke Puskemas Panite untuk mendapatkan perawatan medis. Dan, saat ini kondisi para korban sudah mulai membaik.

Kapolsek, Ipda Maks pun mengimbau kepada seluruh warga agar tidak mengoperasikan peralatan elektronik dan handphone pada waktu hujan yang disertai dengan petir. (*)

Penulis (*/Daud Nubatonis)

Editor: (+Herminus Halek)