Izhak Eduard, Megah dalam Karya antara Prestasi dan Prestise

Loading

Oleh : Eddy Ngganggus (mantan rekan kerja)

Sri Mulyani, Menteri Keuangan, sebagai ketua panitia seleksi Dewan Komisioner Otoriats Jasa keuangan (DK OJK) telah mengumumkan nama-nama calon anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan periode 2022—2027. Diantara nama-nama itu terdapat nama mantan Dirut bank NTT Izhak Eduard, S.T.

Pengumuman itu disampaikan Panitia Seleksi pada hari Senin tanggal 31 Januari 2022.

Munculnya nama Izhak Eduard,S.T. di kancah nasional sejajar dengan nama-nama beken setara Wadirut Mandiri Arif Arianto, Vice President/ Departemen Head Industry Regional Research, PT Bank Mandiri Tbk, Deni Ramdanai dan 13 nama beken lainnya dari jajaran orang terkenal lainnya di bidang keuangan.

Munculnya nama Izhak Eduard, S.T. dari NTT bagi saya ini sebuah keniscayaan untuk melakukan sebuah terobosan baru di sektor jasa keuangan baik bank maupun non bank. Keniscayaan ini setidaknya di dasarkan oleh beberapa realitas rekam jejak beliau selama menjadi seorang bankers sebagai berikut:

Meniti karier sebagai seorang pelaksana tahun 1996 pada bagian Teknologi Informatika. Kala itu teknologi IBS (Integrated Banking System) dengan platform LAN (Local Area Network). Beliau menjadi teknisi sekaligus mentor peralihan dari model kerja manual termasuk di dalamnya peralihan model kejar dari mesin ketik dan kalkulator ke model kerja semi elektronik menggunakan sofwere WS (word star ) untuk mengetik surat menyurat, Shymponi, Lotus 123 untuk menghitung atau laporan yang berbasis angka.

Melakukan transfer skill dan knowledge kepada seluruh karyawan adalah peran dan tugas yang diemban beliau. Bila saat ini bank NTT bisa familiar dengan model kerja berbasis elektronik dan semi digital, maka nama Izhak Eduard tidak bisa terlepas dari proses peralihan ini.

Pada tahun 2000  menjadi Kepala Sub. Divisi. TSI sampai tahun 2008 (8 tahun menjabat sebagai Kepala Sub Divisi), Pjs. Kepala Divisi TSI sejak Februari 2008 sampai Maret 2009, Kadiv TSI sejak Maret 2009 sampai Maret 2011. Menjabat sebagai Kepala Divisi Kualitas Pelayanan Bank NTT sejak 17 Maret 2011 sampai tahun 2019, menjabat Kadiv. Kualitas Layanan & Produk (11 Tahun menjabat sebagai kepala divisi).

Sebagai salah satu perintis transformasi teknologi sistem informasi di Bank NTT yaitu dengan melakukan perubahan sistem manual ke online system dari tahun 1998—2005. Menjadi ketua pelaksana pembangunan gedung kantor pusat Bank NTT dari tahun 2006—2007.

Mengikuti Studi banding pada COMMARZ BANK – BERLIN – Jerman Barat dan Pameran CEBIT Banking and Finance World 2010 di Hanofer – Jerman Barat pada tanggal 24 Januari 2010 sampai dengan 4 Februari 2010.

Pembangunan Gedung kantor bank NTT berlantai 5 (lima). Bapak Charles Amos Corputy, Dirut BPD pada masa itu  menugaskan Izhak Eduard sebagai salah satu anggota tim pembangunan gedung kantor dan menjadi ketua pengawasan pembangunan gedung kantor yang sangat megah di era itu, bahkan hingga sekarang masih berdiri kokoh.

Aneka tantangan dilewati tapak demi tapak, karena tidak sedikit resistensi dan penolakan dari beberapa unsur. Namun, pada akhirnya gedung berlantai 5 seperti yang kita saksikan saat ini terus berdiri kokoh dan megah menyuguhkan kenyamanan bagi karyawan dan nasabah.

Awal mula pembentukan Divisi Kualitas Layanan ,Izhak Eduard ditunjuk sebagai kepala divisi. Ketika menjadi kepala divisi kualitas layanan pertama , beliau mendapat tugas yang tidak mudah, karena dari layanan yang excellent atau prima akan lahir minat nasabah sekaligus memenuhi standar layanan banking yang regulated.

Alhasil berkat kinerja divisi kualitas layanan bank NTT mendapatkan pengakuan berupa apresiasi. Tercatat tahun 2013 BNTT meraih service excellence beberapa kali mendapatkan award.

Dari kepala divisi langsung menjadi direktur utama (Dirut) bank NTT, ia melakukan terobosan baru berupa realisasi pinjaman daerah kepada  pemerintah provinsi untuk menyiasati keterbatasan fiskal pemerintah pusat ke daerah untuk membiayai investasi berupa infrastruktur dan suprastruktur di daerah.

Selain itu, saat menjadi Dirut bank NTT, beliau membuat terobosan baru di sektor UMKM yang berbasiskan komoditi lokal NTT. Sasarannya adalah dalam rangka meningkatkan nilai jual komiditi lokal NTT. Di antaranya adalah Kopi Bajawa. Bersama Bupati Ngada saat itu bapak Drs. Paulus Soli Woa pada Februari 2020 meresmikan rumah produksi Kopi AFB (Arabika Flores Bajawa). Dari sini nilai jual kopi Bajawa terangkat ke pasar nasional. Akses pinjaman kepada pengusaha UMKM memungkinkan adanya revitalisasi fungsi-fungsi produksi, manajemen sehingga produk-produk kopi yang tadinya dikelola secara semi tradisional beralih menjadi semi moderen, berkat automasi pada beberapa sisi dan packaging yang distandarkan oleh asosiasi kopi.

Di bidang IT terjadi perombakan besar-besaran berupa peralihan Core Banking System IT dari Olibs (online banking system) ke T24 Ini dilakukan dalam rangka mnyesuaikan kebutuhan layanan yang lebih memenuhi kebutuhan transaksi nasabah yang semakin digital.

Bila saat ini, bank NTT memiliki ragam fitur layanan berbasis android, itu semua tidak bisa terlepas dari nama Izhak Eduard sebagai peletak dasar kerangka kerja berikut kerangka berpikir digitalnya.

Selain itu, beliau juga adalah Dirut yang mendorong proses hukum tipibank di bank NTT, dari situlah bermula kasus kredit macet di bank NTT Cabang Utama Surabaya, Cabang Utama Kupang dan Cabang Oelamasi terkuak.

Namun, belum semua obsesi beliau terwujud. Masih ada hal yang belum sempai diimplementasikan di antaranya beberapa pemikiran bernas beliau tentang INTERCOST (Internet Economey Rocovery  Online System), sebuah sistem jejaring kerja yang diintegrasikan secara digital ke dalam instrumen-instrumen ekonomi yang eksisting sehingga efektifitas, efisiensi dapat terwujud. Apalagi NTT sebagai daerah kepulauan yang berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia yang memiliki potensi dapat menjadi pasar strategis atas komoditi perdagangan NTT. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *