Catatan dari 6 Pesan Presiden Jokowi Saat Sidang Kabinet Paripurna

Loading

Oleh: Andre Vincent Wenas

Ada yang masih ingat apa kepanjangan dari PPKM? Ya betul, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Jangan pandang enteng, C19 belum usai, tugas kita bersama belum juga tuntas untuk melawannya. Maka, mari tetap menjaga prokes dengan ketat. Sekali lagi, dengan ketat! Bukan dengan kesal.

Prokes apa? Ya pakai masker, jaga jarak, cuci tangan. Itu minimalnya. Plus, hindari kerumunan dan batasi mobilitas. PPKM tetap dilanjutkan, begitu pesan pertama Presiden Jokowi dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, 9 Mei 2022 kemarin.

Pesan kedua adalah apresiasi Presiden Jokowi terhadap kerja keras semua pihak saat penyelenggaraan mudik Lebaran. Ini menyangkut mobilitas jutaan orang secara serempak di seluruh Indonesia. Syukurlah, semua bisa berjalan dengan baik. Selamat!

Ketiga, adalah pesan kewaspadaan kepada jajaran kabinetnya tentang dampak gejolak ekonomi global akibat perang Rusia-Ukraina serta kebijakan moneter Amerika Serikat.

Ingat, gegara perang di benua Eropa itu telah membuat mereka yang bertikai secara langsung (Rusia & Ukraina) serta mereka yang terlibat secara tidak langsung (negara anggota NATO dan simpatisan Rusia) jadi saling menghukum (secara militer maupun lewat sanksi ekonomi maupun boikot politik internasional).

Rentetan dampaknya (politik maupun ekonomi) pasti merembet ke Indonesia (soal presidensi G20, soal ekspor-impor atau perang dagang, sampai dampak kebijakan moneter AS yang spektrumnya memang global).

Tambah lagi, di pesan Presiden Jokowi yang keempat, agar jajaran kabinetnya tetap peka dan waspada terhadap datangnya musim kemarau yang bisa berakibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Jangan meleng, jangan lengah. Juga ancaman penyakit yang bisa menyerang hewan ternak. Ini bisa bikin kita tambah repot.

Pesan keenam adalah soal stimulasi ekonomi domestik lewat belanja APBN dan APBD. Belanja pemerintah (pusat maupun daerah, pus BUMN) mesti juga berdampak pada rakyat. Ingat, pesan Presiden Jokowi di Bali 25 Maret 2022 saat Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia tentang penggunaan produk-produk buatan dalam negeri.

Belanja produk lokal ini bisa berdampak signifikan, mengingat total anggaran belanja pengadaan barang/jasa dalam APBN sebesar total Rp.1.481 triliun (terdiri dari: belanja pusat Rp.526 triliun, daerah Rp.535 triliun dan BUMN Rp.420 triliun) bisa memicu pertumbuhan PDB sekitar 1,7% sampai 2%. Dan dari pertumbuhan ini diharapkan bisa terbuka sekitar 1,7 juta sampai 2 juta lapangan kerja baru.

Di tahun 2020, ekonomi kita mengalami kontraksi 2,07% akibat hantaman krisis C19. Lalu tahun 2021 masih berhasil tumbuh 3,69%. Maka, di tahun 2022 ini tentunya Presiden Jokowi (dan kita semua) sangat berharap Indonesia bisa tumbuh sekitar 5,5% sampai 6%. Dan salah satu ‘trigger’ pertumbuhan itu adalah belanja pemerintah (pusat, daerah dan BUMN) dengan cara membeli produk-produk lokal.

Karena itulah, pesannya yang keenam (terakhir) kepada jajaran kabinetnya, Presiden Jokowi minta (memerintahkan?) agar semua fokus bekerja pada tugas masing-masing. Meski pun tahapan Pemilu 2024 sudah akan dimulai pada pertengahan tahun ini (2022). Pesan keenam ini pamungkas.

Intinya, semua jajaran kabinet (terutama yang dari parpol) harus konsentrasi penuh, jangan terpecah-pecah, fokus! Paham kan maksudnya? …atau mau ikutan dikocok-ulang (reshuffle)?

Dan, jangan coba-coba lagi mengutil anggaran rakyat kalau tidak mau nasibnya bakal seperti Juliari P. Batubara (mantan Menteri Sosial) dan Edhy Prabowo (mantan Menteri Kelautan dan Perikanan).

Jelas?

Rabu, 11 Mei 2022

Andre Vincent Wenas, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *