Merajut Persaudaraan di El Tari Memorial Cup

Loading

Oleh : Jondry Siki, CMF

Kericuhan dan kegaduhan selama ajang El Tari Memorial Cup (ETMC), terus berlanjut. Ajang bergengsi se-NTT ini beberapa kali dicoreng oleh oknum suporter yang kurang berakhlak. Tingkat kepercayaan kepada wasit melemah, dan suara suporter menjadi penentu dalam sebuah pertandingan.

Ada upaya untuk memukul wasit baik oleh pemain, suporter maupun oleh pelatih. Aksi-aksi seperti ini sangat mencoreng wajah sepakbola NTT dan sangat jauh dari gagasan awal mengapa ajang El Tari Cup dimulai. Setiap perhelatan ini dimulai hendaknya disampaikan maksudnya utama dari ajang ini.

Gubernur NTT kedua Mayor Jenderal TNI Anumerta Elias Tari mengikuti gagasan Panglima Kodam XIV Hasanudin, M. Jusuf yang terlebih dahulu mengadakan turnamen Piala Jusuf. Tujuan utama dari perhelatan ini adalah untuk menyatukan masyarakat NTT dalam dunia sepakbola.

Maka pada tahun 1969, El Tari Cup pertama dimulai dengan juara pertama dari Flores Timur.  Sepuluh tahun kemudian tepatnya 1979, setahun setelah mangkatnya Gubernur El Tari (Gubernur Pertama, Putra Asli NTT asal Sabu) nama El Tari Cup diubah menjadi El Tari Memorial Cup (ETMC), untuk mengenang jasa gubernur kedua NTT.

Kendati demikian, tujuan mulia dari ajang ini adalah untuk merajut Persaudaraan di antara sesama masyarakat NTT yang kala itu belum saling mengenal oleh karena terpisah oleh jarak dan infrastruktur serta koneksi informasi yang belum memadai seperti saat ini.

Ketika itu, orang Sumba, bisa menyapa dan bersalaman dengan orang Flores, sebaliknya orang Sabu bisa cium hidung dengan orang Adonara dan seterusnya.

Namun, gagasan awal ini sudah terlupakan dan berubah menjadi ajang untuk saling memusuhi di lapangan hijau dengan aneka aksi anarkis seperti penonton memukul wasit, para penonton saling menghina dan para pemain saling mencederai di lapangan. Jika mendiang Gubernur El Tari masih hidup, ia akan menghapus ajang ini dengan segera.

Mari kita kembalikan marwah El Tari Memorial Cup ke dalam nurani anak-anak NTT generasi milenial, agar ETMC tidak menjadi ajang permusuhan tetapi sebagai ajang persaudaraan untuk memperbaiki citra sepak bola NTT.

Salam olahraga.

Matani, 23 September 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *