Rabu, 16 April 2025, menjadi momen bersejarah bagi warga sekolah. Gedung SMA Kristen Kesetnana yang lama terbengkalai, kini rampung. Para siswa masuk kelas dengan rasa bangga. Sekolah bukan lagi sekadar tempat, tapi simbol perjuangan bersama.
TTS | Gedung sekolah SMA Kristen Kesetnana di Kecamatan Mollo Selatan, Timor Tengah Selatan (TTS), sebelumnya mangkrak karena keterbatasan dana. Dulunya setengah jadi. Kini berdiri kokoh, rapi dan bersih.
Sejurus kemudian, suara palu terdengar dari sudut bangunan sekolah. Para tukang sibuk menata keramik di lantai, sementara di dekatnya, beberapa meja biro baru berjejer rapi, menanti untuk dipakai.
Rabu, 16 April 2025, menjadi momen bersejarah bagi warga sekolah. Gedung SMA Kristen Kesetnana yang lama terbengkalai, kini rampung. Para siswa masuk kelas dengan rasa bangga. Sekolah bukan lagi sekadar tempat, tapi simbol perjuangan bersama.
Semua ini bisa terwujud berkat uluran tangan perempuan pengusaha yang terus berkontribusi bagi dunia pendidikan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dia adalah Yuningsih Nenobahan Syarief (YNS).
Warga sekolah dan masyarakat mengenalnya dengan inisial YNS. Bagi SMA Kristen Kesetnana, nama itu adalah lambang harapan. Di tengah berbagai keterbatasan yang ada, kedatangan YNS menjadi angin segar yang tak terduga. Ia bukan pejabat, bahkan dirundung (bully) dengan berbagai meme, namun ia tetap kokoh menjadi berkat: mengubah kesulitan menjadi kesempatan, mengisi kekurangan dengan kepedulian.

Di bawah bendera yayasan Yusinta Ningsih Sejahtera (YNS), perempuan asal TTS yang menakhodai 9 (sembilan) perusahaan yang tergabung dalam YMS Group ini saat menginjakkan kaki di halaman sekolah itu, tak langsung bertanya soal prestasi atau angka kelulusan. Ia melihat jendela yang belum terpasang, keramik yang belum menutup lantai, meja guru yang telah usang, dan wajah-wajah siswa yang menyimpan asa tapi tersekap keterbatasan.
Tanpa banyak kata, ia mulai bekerja. Ia menyumbang 9 (sembilan) unit meja biro, membiayai pemasangan jendela dan keramik, serta menyelesaikan gedung yang sebelumnya mangkrak karena keterbatasan dana. Tapi yang paling menyentuh bukan hanya bangunan.
YNS juga merenovasi rumah salah satu guru yang tinggal di sekitar sekolah. “Ia bilang, bagaimana anak-anak bisa semangat belajar kalau guru pun hidup dalam kesulitan?” cerita seorang guru yang menolak disebut namanya.
Tak berhenti di situ. Di tengah pembicaraan mengenai masa depan anak-anak, YNS membuat satu keputusan: membiayai secara penuh pendidikan 5 (lima) murid SMA Kristen Kesetnana yang hendak melanjutkan ke perguruan tinggi pada tahun 2025. Tak hanya uang kuliah, tapi juga dukungan moril yang membuat anak-anak itu kini berani bermimpi lebih tinggi.
“Beliau datang seperti keluarga. Bukan cuma lihat-lihat, tapi betul-betul memperhatikan apa yang kami butuhkan,” ujar Eodia Oematan, Kepala SMA Kristen Kesetnana, dengan mata berkaca-kaca.
“Kami doakan beliau selalu sehat, karena kebaikan seperti ini langka sekali,” kata Eodia dengan penuh rasa syukur.
Sumber (*/Lenzho Asbanu)