Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Regional » Gubernur Viktor Tantang Mahasiswa Sekolah Perdamaian Tulis Indonesia Masa Depan

Gubernur Viktor Tantang Mahasiswa Sekolah Perdamaian Tulis Indonesia Masa Depan

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Jum, 19 Okt 2018
  • visibility 24
  • comment 0 komentar

Kupang-NTT, gardaindonesia.id | Viktor Bungtilu Laiskodat, Gubernur 1 NTT, menegaskan perdamaian hanya bisa terwujud kalau setiap orang mampu memerangi diri sendiri; mengatasi egoisme dan menerima perbedaan.

“Saya tertarik dengan ungkapan Latin, Ci Vis Pacem Para Bellum artinya kalau mau damai, siaplah untuk berperang. Dalam konteks membangun perdamain berarti mampu memerangi diri, ” jelas Gubernur Viktor saat memberikan sambutan pada kegiatan Sekolah Perdamaian dengan agenda Mengunjungi Situs Agama Lokal dan Mondial di Aula Universitas Kristen Artha Wacana Kupang (UKAW), Kupang, Kamis (18/10/18).

Menurut Viktor Laiskodat, perang terhadap diri berarti berhenti mencintai diri sendiri secara luar biasa serta mulailah mencintai orang lain dan Tuhan yang diimani. Hanya dengan ini,perdamaian akan terwujud.
“Kalau tidak kita lakukan, kita masuk dalam sebuah ego. Saya punya yang benar,kamu salah, kamu salah, kamu salah. Kita pun masuk dalam pertikaian hebat. Bagi saya, menerima perbedaan berarti hadir dalam komunitas yang bukan dirimu, tetapi sangat rileks. Karena tidak ada masalah, “jelas Viktor Laiskodat.

Lebih lanjut Viktor menyatakan, semangat seperti ini telah dinyatakan secara jelas dalam pernyataan Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Para pemuda ini punya komitmen yang luar biasa yang menembus segala macam perbedaan.  “Dalam keberagaman dan perbedaan, mereka saling menerima dan memberi untuk menjadi satu kesatuan, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini adalah suatu keajaiban besar dari Tuhan Yang Maha Esa, Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Sang Hyang Widhi. Saya bicara ini bukan sebagai Gubernur tetapi sebagai warga negara yang sadar betul, saya diberi suatu negara yang luar biasa,” jelas Gubernur Viktor.

Gubernur Viktor menguraikan, kita harusnya bangga memiliki Indonesia. Tidak ada di dunia ini seperti Indonesia yang punya satu kesatuan wilayah, hukum dan politik.
“Aneh rasanya, kalau hari ini ada yang berpikir untuk memulai satu kesatuan eksklusif dengan pendekatan agama, suku, ras dan bangsa. Republik ini tidak punya mayoritas dalam segala hal. Kalaupun ada agama mayoritas, ujung-ujungnya juga ada perbedaan suku, ras dan warna kulit, ” jelas Viktor.

Gubernur Viktor Tantang Tulis Indonesia Masa Depan

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Viktor menantang para mahasiswa yang ikut Sekolah Perdamaian agar menulis pengalamannya ke Boti, TTS. Dari perjumpaan dengan orang Boti, refleksikan secara imajinatif tentang NTT dan Indonesia masa depan.

“Sebagai Gubernur, saya ingin baca tulisan itu. Saya ingin baca tulisan saudara, bagaimana kehadiranmu sebagai manusia monoteis hadir di Boti. Anggap saja sebagai hadiah 100 tahun peringatan Sumpah Pemuda. 100 sampai 200 tulisan pun akan saya baca, ” jelas Gubernur Viktor.

Lebih lanjut Gubernur mengungkapkan kebanggaannya pada Suku Boti. Mereka mempertahankan budaya dan cara hidupnya secara dengan solid.
“Perjalanan ke Boti adalah perjalanan keimanan. Perjalanan karya ilmiah. Sekali lagi tulis perjumpaan dengan masyarakat di sana dalam perspektif intelektual dan imanmu. Boti dengan kehidupan dan gaya mereka yang eksotis adalah kebanggan NTT, ” pungkas Gubernur Viktor.

Sementara itu, Rektor Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang, Frankie Jan Salean mengungkapkan, ada 2 (dua) kegiatan penting yang dilaksanakan selama dua hari yakni Sekolah Perdamaian pada 18 Oktober dan Seminar Internasional dan Nasional tentang perdamaian pada 19 Oktober. “Kegiatan ini bertujuan untuk membangun perdamaian bersama dan pemahaman bersama di antara berbagai agama dan budaya, ” jelas Salean.

Kegiatan yang diinisiasi UKAW melibatkan juga beberapa intstitusi lainnya seperti STFK Ledalero, Maumere, Universitas Widya Mandira Kupang, Universitas San Pedro, Universitas Muhamadyah Kupang serta GMIT.

Para mahasiswa yang terlibat dalam sekolah perdamaian ini di antaranya para calon pendeta, para frater dari Seminari Tinggi Santu Mikhael Kupang, dan mahasiswa Muhamadyah. (*/humas)

  • Penulis: Penulis

Rekomendasi Untuk Anda

  • Jadi Kepala BI NTT, Agus Widjajati Dikukuhkan Deputi Gubernur BI

    Jadi Kepala BI NTT, Agus Widjajati Dikukuhkan Deputi Gubernur BI

    • calendar_month Rab, 7 Feb 2024
    • account_circle Penulis
    • visibility 32
    • 0Komentar

    Kupang, Garda Indonesia | Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (BI NTT) menghelat pengukuhan kepala kantor baru mereposisi jabatan yang semula diemban oleh Stefanus Donny Heatubun yang telah purna tugas. Amanah sebagai penjaga kestabilan rupiah di wilayah Nusa Tenggara Timur dengan jajaran kepulauan sejumlah 1.192 ini dihelat pada Rabu pagi, 7 Februari 2024 […]

  • “Srikandi Sungai Indonesia“ Edukasi Warga Wardo Sadar Lingkungan Sungai

    “Srikandi Sungai Indonesia“ Edukasi Warga Wardo Sadar Lingkungan Sungai

    • calendar_month Rab, 3 Okt 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 27
    • 0Komentar

    Wardo-Biak,gardaindonesia.id – Sungai Wardo bagi masyarakat di Kampung Wardo, Distrik Biak Barat, Kabupaten Biak Numfor dan sekitarnya merupakan salah satu sumber penghidupan. Banyak aktivitas kehidupan warga dilakukan di dan dibantu oleh sungai, seperti mencuci, mandi, jalur transportasi dan aktifitas dasar lainnya. Disamping indah dan teduhnya lingkungan sungai, namun pemanfaatan Sungai Wardo belum maksimal. Melihat kondisi […]

  • Gubernur Viktor Bertekad Rubah Indeks Persepsi Korupsi Jadi Lebih Baik

    Gubernur Viktor Bertekad Rubah Indeks Persepsi Korupsi Jadi Lebih Baik

    • calendar_month Sab, 20 Okt 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 22
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, gardaindonesia.id | Viktor Bungtilu Laiskodat, Gubernur 1 NTT, bertekad merubah Indeks Persepsi Korupsi (IPK) NTT menjadi lebih baik. Karena korupsi berkaitan erat dengan karakter manusia. “Hari ini IPK NTT adalah keempat yang terburuk dari seluruh Provinsi di Indonesia. Sebagai Gubernur saya ingin agar ke depan turun jauh tingkat persepsi publik terhadap korupsi penyelenggara negara […]

  • Merry Riana: Pandemik Covid-19 Ibarat Masa Ulat Menjadi Kepompong

    Merry Riana: Pandemik Covid-19 Ibarat Masa Ulat Menjadi Kepompong

    • calendar_month Sen, 20 Apr 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 33
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Motivator Merry Riana mengatakan masa pandemik Covid-19 yang mengharuskan orang-orang lebih banyak berada di rumah ibarat masa-masa ulat menjadi kepompong sebelum menjadi kupu-kupu. “Ulat saat menjadi kepompong merasa tidak nyaman, tidak bisa bergerak bebas. Ketika dia merasa hidupnya akan berakhir seperti itu, dia kemudian menjadi kupu-kupu yang lebih indah,” kata Merry […]

  • “Ayo Pakai Masker” Operasi Gabungan Pemkot Kupang dan Polres Kupang Kota

    “Ayo Pakai Masker” Operasi Gabungan Pemkot Kupang dan Polres Kupang Kota

    • calendar_month Kam, 10 Sep 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 23
    • 0Komentar

    Kota Kupang, Garda Indonesia | Pemkot Kupang bersama Tim Gabungan Polres Kupang Kota dan Kodim 1604/Kupang menghelat Operasi Protokol Kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19, pada Kamis, 10 September 2020. Mengusung tema “Ayo Pakai Masker : Masker Demi Indonesia” giat ini dihelat secara serentak di seluruh Indonesia berdasarkan petunjuk dari Instruksi Presiden dan Kapolri. Di […]

  • ‘10 Bali Baru’ Termasuk Wisata Labuan Bajo Tertata Apik & Menarik

    ‘10 Bali Baru’ Termasuk Wisata Labuan Bajo Tertata Apik & Menarik

    • calendar_month Sen, 28 Jan 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 34
    • 0Komentar

    Jakarta, gardaindonesia.id | 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) termasuk di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kini Labuan Bajo lebih tertata rapi dan menarik dan siap menjadi salah satu destinasi wisata selain Pulau Komodo, Pulau Rinca dan Pulau Padar. Tahun 2017-2018, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta […]

expand_less