Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Humaniora » Jalan Terjal Prabowo-Gibran

Jalan Terjal Prabowo-Gibran

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Jum, 28 Mar 2025
  • visibility 6
  • comment 0 komentar

Oleh: Yakub F. Ismail

Belum genap satu semester masa pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Prabowo-Gibran, badai datang bertubi-tubi mengoyak fondasi pemerintahan yang baru mulai berjalan.

Seruan protes dari berbagai entitas masyarakat sipil menyikapi pro kontra kebijakan dan program hingga gemuruh sosial mengiringi kekecewaan publik menyusul disahkannya RUU TNI belakangan ini turut menjadi gelombang besar menghantam struktur kekuasaan yang sedang dibangun itu.

Banyak yang berpandangan bahwa riak-riak protes massa dan berbagai fenomena distrust publik yang mengemuka akhir-akhir ini merupakan bagian dari ujian kepemimpinan Prabowo. Ujian ini tentu menjadi passing grade untuk mengukur daya tahan kekuasaan yang baru, seberapa tangguh dan kredibel untuk menjalankan roda pemerintahan yang ada.

Di samping itu, ia juga bermakna sebagai koreksi dan otokritik dalam medan dialektika demokrasi sosial-politik yang terus mencari penyesuaian di tengah tingginya dinamika kehidupan sosial dan ekonomi. Dalam rumus politik, hanya kekuasaan yang lolos ujian yang mampu bertahan. Ini dikarenakan politik sebagaimana dikonstatir Pierre Bourdieu merupakan puncak dari arena dialektika sosial yang di dalamnya berbagai macam kepentingan saling beradu dan berebut pengaruh.

Politik atau kekuasaan politik (political power) adalah medan sosial tegangan tinggi yang mempertautkan berbagai macam intrik, aksi-reaksi dan afirmasi-negasi.

Tarik-menarik kepentingan dalam medan politik ini membentuk arus konflik dan integrasi yang rumit dan sukar ditebak arah dan ending-nya. Karenanya, setiap penguasa harus menghitung dengan cermat setiap debit dan volume diksursus sosial yang mengemuka ke publik.

Apakah ia hadir sekadar mengoreksi program atau kebijakan yang sedang digulirkan, atau justru ia muncul dengan membawa suatu reaksi berantai yang siap meledakkan kekuasaan yang tengah terbentuk.

Membaca dialektika sosial

Konsep dialektika bagi sebagian kalangan intelektual barangkali sudah bukan menjadi sesuatu yang asing. Ini lantaran istilah ini kerap dipergunakan baik untuk sekadar merujuk pada gejala konflik sosial yang terjadi di masyarakat ataupun merujuk pada sebuah proses sosial yang melibatkan dinamika konflik-integrasi dalam skala luas.

Namun demikian, secara terminologi, dialektika merupakan sebuah konsep yang merujuk pada kondisi kontradiksi dalam suatu entitas yang sama untuk terus mencari penyesuaian baru. Dalam hukum dialektika ini, tesis, antitetis dan sintetis merupakan komponen penting yang menggambarkan proses perubahan kualitatif dalam sebuah hukum perubahan.

Tesis merupakan sebuah ide, pangkal, titik tolak, proposisi intelektual, keadaan mula-mula dan sebagainya. Sementara antitetis merupakan negasi atau lawan dari tesis itu sendiri yang berarti reaksi, benturan, penyangkalan, perlawanan, peniadaan, penolakan dan seterusnya yang merupakan oposisi terhadap tesis. Lalu proses tesis-antitesis akan melahirkan sintesis, yakni rekonsiliasi, perdamaian, hasil, konsensus dan sebagainya. Dalam kontesk dialektika sosial, istilah ini banyak mengambil inspirasi dari seorang filsuf terkemuka asal Jerman Georg Wilhelm Friedrich Hegel. Hegel merupakan salah satu filsuf pasca Plato dan Aristoteles yang paling disegani, kalau bukan satu-satunya yang paling berpengaruh hingga abad ini.

Lalu, dalam perkembangannya, konsepsi dialektika Hegel ini mulai diadaptasi dan dikembangkan oleh sosiolog paling berpengaruh dunia, Karl Marx dalam konsepsi Dialektika Materialisme Histroris.

Jika Hegel cenderung menggambarkan konsepsi dialektika pada tataran ide (ide absolut) yang mula-mula terasing dan akhirnya mewujud dalam rupa dan bentuk negara, maka Marx mencoba mendaratkan dialektika pada arena pertarungan basis (ekonomi) dan suprastruktur (ideologi).

Dialektika Marx memang banyak mengundang pengikut karena mendaratkan hukum pertentangan ini dalam medan yang lebih aktual dan konkret.

Lantas bagaimana pembacaan kita terhadap dialektika sosial yang kini tengah terjadi di tengah-tengah masyarakat?

Seperti telah disinggung di depan bahwa dialektika sosial yang terjadi hari-hari ini begitu kompleks dan sulit dimasukkan ke dalam salah satu kategori. Namun begitu, pembacaan terhadap dinamika sosial, politik dan ekonomi yang tengah berlangsung sulit untuk tidak mengatakan terjadi sebuah kontradiksi hebat yang melibatkan mereka atau pihak yang mendukung dan yang kontra.

Situasi pro-kontra terhadap kebijakan dan program pemerintah inilah yang kita maksudkan sebagai bentuk nyata dari situasi dialektika sosial.

Fokus terhadap nilai

Harus diakui bahwa tidak satu pun pemimpin di dunia ini yang benar-benar disukai seratus persen oleh pengikutnya.

Dengan kata lain, hampir mustahil seorang pemimpin di muka bumi ini, baik besar atau kecil organisasi yang ia nahkodai, banyak atau sedikit jumlah anggota yang dipimpinnya, selalu saja gagal untuk menciptakan kedisukaan total terhadap dirinya. Selalu saja ada pembenci dan pembangkang di balik itu semua. Kenyataan ini bahkan sudah menjadi aksiomatik dalam rumus kepemimpinan. Karenanya, siapa pun pemimpin, jangan pernah berharap apalagi bermimpi untuk disenangi, disukai dan dicintai seluruh pengikut atau pendukungnya.

Dengan demikian, seorang pemimpin harus paham akan satu hal. Bahwa tidak ada yang lebih berharga dalam sebuah kepemimpinan, selain nilai yang dipertahankan.

Lantas, nilai semacam apa yang harus dibela dan dipertahankan? Bagaimana konteksnya dengan kepemimpinan Prabowo?

Penulis mengartikan nilai di sini sebagai suatu cita-cita yang menjadi harapan bersama. Ia merupakan sebuah virtue (kebajikan) yang tidak ada satupun makhluk manusia di muka bumi ini yang tidak menginginkannya.

Ia bisa berupa kesejahteraan, keadilan, integritas, kemanusiaan, kebahagiaan dan penghormatan. Nilai-nilai ini harus menjadi acuan dan tujuan dari segala bentuk kekuasaan yang ada.

Jika seorang pemimpin atau penguasa mampu bertindak dengan dasar dan tujuan untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut, maka sudah bisa dipastikan tidak ada yang menegaskannya. Dan apa yang saat ini sedang diperjuangkan Prabowo-Gibran tak lain dan tak bukan, untuk mewujudkan nilai-nilai fondasional di atas.

Hanya saja, dalam proses mewujudkan nilai itu, beberapa hal harus diperhatikan, seperti fairness (tidak ada yang disubordinasikan), keterbukaan publik, kepekaan terhadap sinyal sosial, dan diskursif komunikatif.

Apa yang terjadi akhir-akhir ini bukan karena terjadi krisis legitimasi kekuasaan (delegitimasi/distrust), melainkan sebuah dentang alarm sosial yang mengingatkan tentang pentingnya prasyarat-prasyarat yang telah disebutkan itu untuk dijalankan dengan baik.

Sebab, jika itu ditunaikan sebagaimana mestinya, maka kanal-kanal sirkulasi informasi publik dan akan berfungsi dengan baik sebagai bagian dari menjaga nafas kekuasaan terus berdegup.

Semoga ke depan pemerintahan Prabowo-Gibran semakin mantap dalam mengaktifkan hidung, mulut dan telinga kekuasaan agar berfungsi sebagaimana mestinya, demi menjaga kekuasaan tetap langgeng dan bermuara pada value yang dituju.(*)

Penulis adalah Ketua Umum Ikatan Media Online (IMO) Indonesia

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Idul Adha 1445H, PLN UIP Nusra Salur Hewan Kurban untuk Fakir Miskin

    Idul Adha 1445H, PLN UIP Nusra Salur Hewan Kurban untuk Fakir Miskin

    • calendar_month Kam, 20 Jun 2024
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Mataram | PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) melalui iuran seluruh pegawai serta kolaborasi bersama Yayasan Baitul Maal (YBM) menyambut Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah lewat kegiatan berbagi daging kurban kepada fakir miskin di sekitar wilayah perusahaan yang dibalut dalam tema ‘Semangat Qurban Menebarkan Sinar Kehidupan dengan Cahaya Keikhlasan’. Pada perayaan […]

  • Asal Usul Pizza dan Ragamnya

    Asal Usul Pizza dan Ragamnya

    • calendar_month Rab, 26 Jul 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Pizza adalah hidangan gurih sejenis adonan bundar dan pipih, yang dipanggang di oven dan biasanya dilumuri saya tomat serta keju dengan bahan makanan tambahan lainnya yang bisa dipilih sesuai selera. Keju yang dipakai biasanya mozzarella atau keju piza, bisa juga parmesan dan beberapa jenis keju lainnya. Jenis bahan lain yang biasa ditaruh di atas piza, di antaranya daging dan saus, seperti salami pepperoni, ham, bakon, buah seperti nanas dan zaitun, sayuran kayak cabai, […]

  • District Converence Rotary 3420, Dari Expo UMKM Hingga Menteri Hadir

    District Converence Rotary 3420, Dari Expo UMKM Hingga Menteri Hadir

    • calendar_month Jum, 13 Mei 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 3
    • 0Komentar

    Semarang, Garda Indonesia | Rotary District 3420 kembali menghelat konferensi distrik atau district converence (Discon) secara tatap muka yang bakal diselenggarakan pada tanggal 19—21 Mei di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Tahun sebelumnya, pada masa pandemi Covid-19, Discon dihelat secara hybrid (daring dan luring) di Denpasar, Bali pada 28—29 Mei 2021. Simak juga :  https://youtube.com/shorts/ilZBdWOPTkQ?feature=share […]

  • 9 Perusak Masjid Ahmadiyah di Kalbar Ditetapkan Polisi Jadi Tersangka

    9 Perusak Masjid Ahmadiyah di Kalbar Ditetapkan Polisi Jadi Tersangka

    • calendar_month Sen, 6 Sep 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 4
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Masjid Ahmadiyah hingga bangunan di Tempunak, Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) dirusak dan dibakar ratusan orang. Polisi menetapkan 9 orang sebagai tersangka perusakan Masjid Ahmadiyah. “Kita sudah tetapkan 9 orang sebagai tersangka,” ujar Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Donny Charles Go, pada Senin, 6 September 2021. Kombes Donny mengatakan kesembilan orang itu […]

  • Doni Monardo Harap ITB Jadi Pelopor Perguruan Tinggi Tangguh Bencana

    Doni Monardo Harap ITB Jadi Pelopor Perguruan Tinggi Tangguh Bencana

    • calendar_month Ming, 3 Nov 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 3
    • 0Komentar

    Bandung, Garda Indonesia | Guna mendukung upaya-upaya pengurangan risiko bencana, Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana menghelat Forum Group Discussion (FGD) dan Launching Menuju ITB Perguruan Tinggi Tangguh Bencana di Gedung Rektorat ITB, Bandung, Jawa Barat pada Jumat, 1 November 2019. Selain bertujuan untuk membangun Kampus Tangguh Bencana dan Berkelanjutan, kegiatan FGD […]

  • Pantau Vaksinasi Anak di Kota Kupang, Herman Man: Akhir Februari 100%

    Pantau Vaksinasi Anak di Kota Kupang, Herman Man: Akhir Februari 100%

    • calendar_month Kam, 6 Jan 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Kota Kupang, Garda Indonesia | Wakil Wali (Wawali) Kota Kupang, dr. Hermanus Man memantau vaksinasi untuk anak-anak usia 6—12 tahun di SD Inpres Nunbaun Delha dan SD Katolik St. Maria Assumpta. Dalam kunjungan tersebut Wawali didampingi oleh Lurah Nunbaun Delha, Nixon Nggauk, S.H., Lurah Kayu Putih, Jane Juliana Ndaomanu, S.Sos., Kepala Puskesmas Alak, dr. Panondang […]

expand_less