Oleh : Bang Han
Ramai di semua pemberitaan media sosial, baik di Twitter, facebook , Tik Tok , bahkan di grup-grup WhatsApp, politik dinasti ala Jokowi. Apa iya Jokowi serendah dan segoblok itu?
Sebagai orang Solo yang kental dengan unggah ungguh, apa iya Jokowi dan keluarga sudah melalaikan adab dan etika?
Pernahkah kita mikir, ada apa dengan Jokowi? Kenapa melakukan hal “serendah” itu? Untuk melanggengkan kekuasaan?
Saya bukan pembela Jokowi, apa lagi membela keluarganya? Saya hanya beropini, ada apa sebenarnya dengan Jokowi di akhir masa jabatannya?.
2 kali pilpres 2014 dan 2019 , menampilkan 2 kandidat capres yang sama, yaitu Jokowi vs Prabowo
Di pilpres 2014, Jokowi unggul. Bagaimana kondisi keamanan saat itu? Berapa nyawa yang melayang sia-sia karena yang kalah tidak terima?
Dan di pilpres 2019, Jokowi unggul lagi.
Dia langsung menggandeng Prabowo masuk dalam kabinetnya (diangkat sebagai Menhan), kondisi aman, tidak ada demo yang berakibat nyawa melayang sia-sia.
Dan sekarang, di pilpres 2024, Prabowo maju lagi untuk ketiga kalinya. Seandainya kita di posisinya Prabowo, hanya ada 2 pilihan, maju lagi (harus menang) atau tidak ikut pilpres.
Prabowo memilih maju lagi, ini berbahaya menurut saya. Kalau Prabowo kalah lagi , apa yang akan Prabowo lakukan? Menerima dengan legowo kah ?
Dari 2 kali pilpres terdahulu (2014 dan 2019), memberi pelajaran kepada kita , siapa Prabowo!
Nah, kaitannya dengan pilpres 2024 ini , muncul fenomena politik dinasti ala Jokowi.
Adakah kita berpikir, kenapa Jokowi melakukan hal itu?
Ada perkataan Jokowi pada suatu kesempatan, bahwa Intelijen Negara di bawah presiden.
Kira-kira, apa yang terjadi kalau Prabowo kalah lagi di pilpresnya terakhir ini? Menjadi pertanyaan buat kita semua
Saya yakin, di pilpres 2024 ini, Prabowo akan kalah lagi. Dan saya menduga, Jokowi sudah paham hal ini, dan tahu apa akibatnya nanti. Bisa jadi, dalam politik dinasti ala Jokowi ini, Gibran menjadi “tumbal politik” karena “dendam Prabowo” kepada Jokowi sangat besar, maka bisa jadi dia memang sengaja menghancurkan Jokowi dengan cara ini. Agar keluarga Jokowi tidak bisa maju lagi perpolitikan di tanah air.
Ini sekadar opini yang saya tulis di tengah perjalanan Malang – Surabaya. Sekarang sudah hampir sampai di tujuan.
Apa pun yang terjadi, tetap dukung orang baik dari yang terjelek untuk memimpin Indonesia dengan pertimbangan “rekam jejak” mereka. Karena hanya rekam jejak mereka saja, kita bisa menentukan yang terbaik untuk Indonesia.
Saya mengajak Anda semua merenungkan hal ini.! (*)