80 Tahun Kemerdekaan, Guru Honor Rp300 Ribu Jalan Kaki 6 Km ke Sekolah

Loading

Sejak menjadi guru honorer pada 5 Februari 2024, setiap hari ia menempuh perjalanan 6 kilometer untuk mengajar anak- anak di dusun terpencil.

 

Sikka | Demi mencerdaskan anak bangsa, seorang guru honorer di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) rela digaji hanya 300 ribu rupiah per bulan. Padahal, ia harus menempuh jarak sejauh 6 (enam) kilometer atau selama 3 (tiga) jam ke sekolah setiap kali mengajar.

Guru honorer yang mengalami kisah pilu itu bernama Vinsensia Ervina Talluma (32). Dia mengajar di sekolah jarak jauh Wairkubang ranting dari SDK 064 Watubala, Desa Wairterang, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka.

Sejak menjadi guru honorer pada 5 Februari 2024, setiap hari ia menempuh perjalanan 6 Kilometer untuk mengajar anak- anak di dusun terpencil yang merupakan sekolah jarak jauh dari SDK 064 Watubala itu.

Lokasi sekolah terletak di Kampung Wairbukang, Dusun Wodong, Desa Wairterang, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka. Setiap pagi, wanita yang akrab disapa Ervina ini berangkat ke sekolah pada pukul 06:30 Wita. Hal ini dia lakukan agar bisa sampai ke sekolah tepat waktu.

Perjalanan panjang dari rumah ke sekolah tidaklah mulus, ia harus melewati hutan, mendaki berbatuan dan kadang harus menyeberang kali apabila terjadi banjir. Saat musim hujan, anak-anak diberi tugas dan belajar di rumah karena akses ke sekolah terputus oleh banjir musiman.

Gaji 300 ribu per bulan yang diterima Ervin bersumber dari Komite sekolah yakni 150 per bulan dan dari bantuan operasional sekolah sebesar 150 ribu per bulan.

Ervin mengungkapkan bahwa gaji 300 ribu per bulan tersebut tidak mencukupi biaya hidupnya sehari-hari, apalagi saat ini ia telah berkeluarga. Untuk itu, Ervina mencari alternatif pendapatan lain seperti berjualan sembako di rumah.

“Jalan kaki menuju sekolah ini tiga kilometer jaraknya, dengan melewati hutan, kali dan melewati berbatuan, gajinya itu dari komite dikasih dengan 150 ribu per bulan terus dari dana BOS dapat 150 ribu per bulan jadi digabung 300 ribu, kalau kondisi seperti ini untuk kami yang sudah berkeluarga memang sangat tidak cukup, tapi mau bagaimana demi anak-anak, tugas kami tetap jalankan seperti biasanya,” ujarnya Rabu 26 Februari 2025.(*)

Sumber (*/Tribun Maumere)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *