Pulau Sumatra menempati posisi kedua dengan penetrasi internet sebesar 77,12% dan kontribusi 20,51% terhadap jumlah pengguna nasional.
Jakarta | Data terbaru dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2025 mengungkap peta terbaru penetrasi internet di seluruh wilayah Indonesia. Pulau Jawa kembali menegaskan posisinya sebagai pusat gravitasi aktivitas digital nasional. Dengan tingkat penetrasi internet mencapai 84,69%, Jawa menyumbang 58,14% dari total pengguna internet di Tanah Air. Dominasi ini tidak mengherankan, mengingat Jawa adalah pusat pemerintahan, perekonomian, dan teknologi, sekaligus wilayah dengan infrastruktur jaringan paling matang.
Pulau Sumatra menempati posisi kedua dengan penetrasi 77,12% dan kontribusi 20,51% terhadap jumlah pengguna nasional. Meski secara infrastruktur masih tertinggal dibanding Jawa, Sumatra memiliki sejumlah kota besar dan pusat industri yang menjadi titik konsentrasi pengguna internet, seperti Medan, Palembang, dan Pekanbaru. Keberadaan jalur backbone fiber optic lintas Sumatra juga membantu mendorong akses yang lebih merata.
Kalimantan berada di urutan berikutnya dengan penetrasi 78,72% dan kontribusi 6,05%. Angka ini menunjukkan bahwa meski secara geografis Kalimantan memiliki tantangan besar, seperti sebaran penduduk yang relatif jarang dan medan yang sulit, koneksi internet di sebagian besar wilayahnya cukup baik. Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga diperkirakan akan semakin mempercepat pengembangan infrastruktur digital di pulau ini.
Sulawesi mencatat penetrasi 71,64% dengan kontribusi 6,46% terhadap total pengguna internet nasional. Wilayah ini memiliki potensi pertumbuhan yang cukup besar, terutama karena perkembangan sektor pariwisata dan perdagangan di kota-kota seperti Makassar dan Manado. Namun, kesenjangan akses antara kota besar dan daerah pedalaman masih menjadi tantangan.
Bali dan Nusa Tenggara berada di tengah-tengah dengan penetrasi 76,86% dan kontribusi 5,13%. Bali sebagai destinasi wisata internasional mendorong tersedianya layanan internet cepat di area pariwisata, sementara di Nusa Tenggara, akses internet masih terkonsentrasi di wilayah perkotaan dan belum merata di pulau-pulau kecil.
Di posisi terbawah, Papua dan Maluku mencatat penetrasi 69,26% dan kontribusi 3,71% terhadap pengguna internet nasional. Rendahnya angka ini terutama disebabkan oleh faktor geografis yang menantang, terbatasnya infrastruktur, dan biaya pembangunan jaringan yang tinggi. Banyak daerah di Papua dan Maluku yang masih bergantung pada koneksi satelit, yang cenderung memiliki kualitas lebih rendah dan biaya lebih mahal dibanding jaringan fiber optic atau 4G/5G.(*)
Sumber (*/Goodnews)