Prabowo menegaskan dirinya akan memerintahkan manajemen untuk membersihkan BUMN dari praktik tidak sehat tersebut.
Jakarta | Presiden Prabowo Subianto menyoroti praktik pejabat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tetap menerima bonus tahunan meskipun perusahaan sedang merugi.
Pada Munas VI PKS, Senin, 29 September 2025, ia menyebut tindakan itu sebagai bentuk penyalahgunaan kepercayaan negara dan bahkan melontarkan kata keras dengan menyebut pejabat semacam itu “brengsek”.
Prabowo menegaskan dirinya akan memerintahkan manajemen untuk membersihkan BUMN dari praktik tidak sehat tersebut.
Ia bahkan berkelakar akan meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan Agung mengejar pejabat BUMN yang terbukti melakukan hal itu.
Menurutnya, bonus di tengah kerugian sama saja dengan memperlakukan perusahaan negara seolah milik pribadi.
Selain itu, Prabowo menyinggung soal potensi keuntungan BUMN. Ia menilai perusahaan pelat merah seharusnya mampu menghasilkan minimal 10% dari nilai aset yang dimiliki.
Dari aset Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara yang mencapai US$ 1.060 miliar, negara seharusnya bisa memperoleh sekitar US$ 100 miliar atau Rp 1.665 triliun.
Bahkan dengan RoA 5% saja, katanya, keuntungan Rp 800 triliun sudah cukup untuk menutup defisit APBN. Namun kenyataannya, BUMN hingga kini masih kesulitan mencapai target tersebut.
Prabowo menyebut RoA 3% pun belum tercapai, sehingga ia memberi waktu tiga tahun ke depan bagi Danantara untuk melakukan transformasi.
Ia berharap reformasi di tubuh BUMN dapat menghasilkan keuntungan optimal yang benar-benar menguntungkan negara.(*)
Sumber (*/melihatindonesia + ragam)