Oleh Laurensius Ade Suyanto, S.H.
Kupang-NTT, Garda Indonesia | Ini fakta dan bukan opini. Kristo nama kecilnya, Pria Pekerja Keras dari Desa Oesusu, Kecamatan Takari Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur; Bersama Ayahnya, setiap hari mereka bergegas menjemput rejeki. Bergerak dari desa ke desa mencari sapi-sapi unggulan untuk dikirim ke Kalimantan Tengah.
Dengan rutinitas ini, Kristo telah terbiasa dengan kotoran sapi, Kristo juga sudah diajarkan cara-cara tradisional menjinakkan sapi, bahkan Kristo pernah ditendang hewan yang pernah jadi Primadona Andalan Provinsi NTT.
Bersama Ayahnya, Kristo dipercaya oleh salah satu pengusaha di Kabupaten Kupang untuk menjual sapi ke Kalimantan Tengah.
Suatu ketika di pertengahan bulan Juli, ia menelepon ibunya dan memutuskan untuk menetap di Kalimantan Tengah, dengan berat hati kedua orang tuanya pun mengizinkan keputusan singkat itu.
“Mungkin dia sudah senang tinggal di sana,” ujar Ny. Desiana Bonat, Ibunda Kristo.
Berselang sebulan, tepatnya tanggal 11 Agustus 2019, Ia mendapatkan Musibah Kecelakaan Lalu Lintas di Kalimantan Tengah. Sepeda Motor yang dikendarai oleh temannya mogok di tengah jalan karena kehabisan bensin, saat bersamaan melaju kencang Mobil Minibus dari arah yang sama dan menabraķ mereka.

Kristo divonis meninggal oleh Dokter. Sekujur tubuhnya sudah ditutup dengan kain kafan di Ruang UGD. Petugas medis lalu membawanya ke Ruang Jenazah. Saat di Ruang Jenazah dengan penuh keyakinan dan sekuat tenaga kain kafan itu perlahan-lahan dibukanya; Kristo kaget bukan main di sekitarnya ada banyak jenazah.
“Pak, Saya belum mati, nafas saya masih ada, tolong bawa kembali saya ke sana,” pinta Kristo.
Pasca-perawatan di rumah sakit di Kalimantan, Ia lalu dirujuk ke RS Siloam Kupang. Kaki kirinya lalu diamputasi.
Hari ini, Jumat, 25 Oktober 2019, saya mengunjungi di Desa Oesusu. Kristo tinggal bersama kedua orang tuanya dan 3 orang saudaranya di rumah sederhana.
“Kristo…Kami hadir mewakili negara, ini wujud nyata kehadiran negara saat masyarakat mengalami musibah. Semoga dana santunan cacat tetap yang diberikan PT Jasa Raharja (Persero) dapat dimanfaatkan dengan baik,” tuturku padanya.
“Pak, terima kasih…semoga Tuhan membalas kebaikan Bapak, saya tetap semangat pak. Setiap sore saya biasanya jalan-jalan ke tetangga,” ujar Kristo lirih sembari antusias.
“Luar Biasa Dek…Kaka Pulang Dulu ke Kupang. Sampai Jumpa,” tuturku sambil mohon diri.
Optimisme dan Semangat Hidupmu Luar Biasa Kristo….Mujizat Tuhan Sungguh Luar Biasa. (*)
Penulis merupakan Mobile Service di PT Jasa Raharja (Persero) Cabang NTT
Editor (+rony banase)