Pesawat itu dikomandoi Kapten Sumeet Sabharwal, seorang Kapten Pelatihan Lini (LTC) dengan 8.200 jam terbang. Ia dibantu Perwira Pertama Clive Kundar, yang memiliki 1.100 jam pengalaman terbang.
Gujarat | Langit cerah Ahmedabad, India Barat, mendadak berubah menjadi panggung duka pada Kamis siang, 12 Juni 2025. Pesawat Air India AI171 jurusan London jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel.
Pesawat Air India AI171 memberikan panggilan darurat kepada Pengendali Lalu Lintas Udara (ATC) dan jatuh di luar batas bandara setelah lepas landas.
Pesawat itu dikomandoi Kapten Sumeet Sabharwal, seorang Kapten Pelatihan Lini (LTC) dengan 8.200 jam terbang. Ia dibantu Perwira Pertama Clive Kundar, yang memiliki 1.100 jam pengalaman terbang.
Insiden itu terjadi di dekat daerah Meghaninagar, dekat bandara. Visual dari lokasi kecelakaan menunjukkan asap hitam tebal mengepul ke langit saat tim tanggap darurat bergegas ke tempat kejadian. Setidaknya tujuh mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk mengendalikan api.
Dentuman keras mengguncang kota saat burung besi itu menghantam asrama perguruan tinggi kedokteran dan meledak hebat.
Di balik puing-puing dan kobaran api, 241 nyawa dinyatakan hilang, 230 penumpang dan 12 awak. Tetapi dari balik kepungan maut itu, dunia dibuat terpana: ada satu orang yang selamat.

Namanya Vishwash Kumar Ramesh, warga negara Inggris. Seorang pria muda yang duduk di dekat pintu darurat dan, entah bagaimana, berhasil melompat keluar saat pesawat mulai kehilangan kendali.
“Saya tidak tahu bagaimana saya bisa lolos,” katanya lirih kepada keluarganya, masih gemetar.
Ketika ia sadar, Vishwash menemukan dirinya di antara tubuh-tubuh yang tak bernyawa. Mayat di sekelilingnya, serpihan pesawat bertebaran, dan api menjilat sisa-sisa reruntuhan. Dalam kebingungan dan ketakutan, ia bangkit dan berlari, hanya untuk dipeluk oleh petugas medis yang segera membawanya ke rumah sakit.
Sebuah video amatir di media sosial memperlihatkan sosok Vishwash: mengenakan kaus putih berlumuran darah, wajah memar, berjalan tertatih di antara reruntuhan. Ia seperti baru keluar dari neraka yang terbakar—sendirian, hidup.
Pesawat jenis Boeing 787-8 Dreamliner itu sebelumnya dijadwalkan mendarat di Bandara Gatwick, London, pukul 18:25 BST. Dalam manifes penerbangan, tercatat 169 warga India, 53 warga Inggris, tujuh warga Portugis, satu warga Kanada, dan 12 kru.
Menteri Perhubungan Amerika Serikat, Sean Duffy, mengatakan sejauh ini belum ada indikasi masalah teknis pada tipe pesawat tersebut. Namun penyelidikan masih berlangsung, dan dunia menanti jawaban: apa yang benar-benar terjadi di langit India sore itu?
Saat ini, hanya Vishwash yang bisa menjawab, walau jawabannya sendiri belum selesai ia pahami.(*)
Sumber (*/ragam)