Bantu Siswa Jakarta, Pramono Anung Hapus Ribuan Ijazah Tertahan

Loading

Pramono menekankan pentingnya program pemutihan ijazah sebagai langkah nyata membuka jalan bagi anak-anak Jakarta untuk melanjutkan pendidikan dan memperbaiki taraf hidup.

 

Jakarta | Fakta di lapangan banyak menunjukkan bahwa penahanan ijazah di sekolah karena tunggakan biaya SPP masih banyak terjadi di berbagai daerah. Tentu hal tersebut menjadi tantangan bagi setiap kepala daerah untuk menuntaskannya.

Hal itulah yang sedang diupayakan oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, yang menyerahkan bantuan pemutihan ijazah Tahap IV Tahun 2025 senilai Rp7,69 miliar kepada 1.897 peserta didik, serta melepas 1.000 siswa penerima KJP Plus dalam kegiatan Edutrip di Jakarta.

Dengan tambahan ini, total bantuan sejak tahap I hingga IV sudah mencapai Rp12,03 miliar untuk 3.212 peserta didik di Ibu Kota Jakarta.

Pramono menekankan pentingnya program pemutihan ijazah sebagai langkah nyata membuka jalan bagi anak-anak Jakarta untuk melanjutkan pendidikan dan memperbaiki taraf hidup.

Banyak di antara mereka yang sebelumnya kesulitan mengakses pendidikan lebih tinggi atau pekerjaan formal karena ijazah tertahan, bahkan hingga bertahun-tahun.

Kini, hambatan itu mulai dihapus melalui komitmen pemerintah daerah. Lebih jauh, Gubernur juga menegaskan bahwa pendidikan adalah kunci utama membangun generasi unggul.

Bantuan seperti KJP Plus dan pemutihan ijazah bukan sekadar solusi jangka pendek, melainkan strategi jangka panjang untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

“Jika anak-anak Jakarta punya akses pendidikan yang baik, masa depan kota ini akan lebih cerah,” ujarnya.

Selain memberikan bantuan, Pemprov DKI Jakarta mendorong siswa untuk menambah pengalaman belajar di luar kelas. Melalui program Edutrip, lebih dari 1.100 pelajar bersama 215 guru pendamping mengunjungi museum, perpustakaan, dan pusat kebudayaan di Jakarta.

Kegiatan ini diharapkan membuka wawasan baru bagi siswa, menumbuhkan rasa cinta pada kota, sekaligus memberi inspirasi tentang pentingnya ilmu pengetahuan dan sejarah.

Langkah ini mendapat apresiasi dari banyak pihak karena menunjukkan pendekatan menyeluruh: tidak hanya menyelesaikan masalah administratif ijazah, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar anak-anak.

Masyarakat pun menyambut baik kebijakan ini, karena diyakini akan melahirkan generasi yang lebih percaya diri, berdaya saing, dan siap menghadapi tantangan global.

Pramono Anung menutup dengan pesan motivasi, agar para penerima bantuan memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk meraih cita-cita. “Dengan kerja keras, kesungguhan, dan fokus, saya yakin anak-anak Jakarta bisa menjadi kebanggaan bagi orang tua dan warga kota,” tegasnya.(*)

Sumber (*/melihatindonesia)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *