Kurang dari 72 jam sejak bencana terjadi pada Senin, 8 September 2025, tim tanggap darurat PLN berhasil memulihkan 90% layanan listrik bagi masyarakat yang terdampak.
Nagekeo | PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur kembali membuktikan dedikasinya untuk masyarakat dengan menunjukkan kepedulian tinggi dalam merespons banjir bandang yang melanda Kabupaten Nagekeo. Kurang dari 72 jam sejak bencana terjadi pada Senin, 8 September 2025, tim tanggap darurat PLN berhasil memulihkan 90% layanan listrik bagi masyarakat yang terdampak.
Bencana alam yang menerjang 20 desa di tiga kecamatan – Mauponggo, Boawae, dan Nangaroro – ini telah menyebabkan ribuan keluarga kehilangan akses listrik. Banjir bandang tidak hanya merusak infrastruktur kelistrikan, tetapi juga merenggut nyawa, dengan korban tewas yang telah ditemukan sebanyak 5 orang dan 3 orang masih dalam pencarian.
Berdasarkan data terbaru per 11 September 2025 pukul 05.15 WITA, pencapaian pemulihan PLN menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan: sebanyak 4.815 pelanggan dari total 5.326 pelanggan terdampak (90%) telah kembali menikmati aliran listrik; 49 unit beban dari 54 unit (90%) sudah beroperasi normal; dan 74 instalasi dari 82 instalasi (90%) telah berfungsi dengan baik.
“Kami memahami betapa pentingnya listrik bagi kehidupan sehari-hari, terutama saat kondisi darurat seperti ini. Tim kami bekerja siang malam untuk memulihkan aliran listrik, meski menghadapi berbagai hambatan di lapangan,” ungkap F. Eko Sulistyono, General Manager PLN UIW NTT.
PLN menerjunkan lebih dari 50 personil tanggap darurat kelistrikan ke lapangan. Tim ini bekerja keras mengatasi tantangan medan yang sulit, dengan akses jalan tertutup material longsor dan jembatan rusak akibat banjir. Meski demikian, semangat pengabdian petugas PLN tidak surut dalam menjangkau setiap titik gangguan di kecamatan Mauponggo, Wolokisa, Malasawu, Dhawe, Majamere, dan Ua.
Sisanya yang belum tuntas sekitar 10%, hal ini disebabkan oleh kondisi medan yang sangat ekstrem di beberapa titik lokasi. Akses ke lokasi tersebut masih terhalang longsoran material yang sangat tebal, jalan terputus total, serta kondisi geografis yang sangat berbahaya bagi keselamatan petugas. Tim PLN terus melakukan koordinasi dengan BPBD dan TNI untuk membuka akses jalan terlebih dahulu sebelum dapat melakukan perbaikan infrastruktur kelistrikan.
Dwi Prasetya Utomo, Manager PLN ULP Bajawa yang memimpin operasi lapangan, menyatakan timnya sudah bersiaga sejak hari pertama bencana terjadi. Meski akses menuju lokasi sangat sulit karena jalan tertimbun material dan jembatan rusak, namun terus berupaya mencapai setiap titik yang mengalami gangguan.
“Untuk wilayah yang 10% belum tuntas, kami harus menunggu akses jalan dibuka terlebih dahulu oleh petugas BPBD dan TNI. Keselamatan petugas adalah prioritas utama kami, namun begitu akses aman terbuka, kami akan langsung melakukan perbaikan,” tambah Dwi Prasetya Utomo.
Upaya pemulihan listrik dilakukan bersama berbagai pihak termasuk BPBD, TNI, Polri, dan pemerintah daerah. Sinergi ini menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi tantangan medan yang berat dan kondisi cuaca yang tidak mendukung.

Pada proses pemulihan, PLN memprioritaskan pemulihan listrik di fasilitas-fasilitas vital seperti rumah sakit, puskesmas, kantor pemerintahan, dan rumah-rumah warga. Langkah ini sejalan dengan protokol tanggap darurat PLN yang selalu mengutamakan keselamatan dan kepentingan masyarakat.
“Alhamdulillah, kerja keras tim membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Pencapaian 90% untuk semua kategori pelanggan, beban, dan instalasi menunjukkan profesionalitas tim kami,” tambah Dwi Prasetya Utomo.
PLN NTT berkomitmen melanjutkan upaya pemulihan hingga 100% wilayah terdampak dapat menikmati aliran listrik normal kembali. Target penyelesaian total akan dilakukan secara bertahap seiring dengan membaiknya kondisi akses dan keamanan medan di lokasi-lokasi yang masih terisolir.
Sebagai bentuk kepedulian lebih luas, PLN juga menyiapkan bantuan sosial berupa air bersih, sembako, dan kebutuhan pokok lainnya bagi korban bencana. Langkah ini menunjukkan bahwa PLN tidak hanya fokus pada pemulihan infrastruktur, tetapi juga peduli terhadap kebutuhan dasar masyarakat terdampak.
“Pencapaian 90% dalam waktu tiga hari adalah hasil kerja tim yang luar biasa di tengah kondisi medan yang menantang. PLN hadir sebagai mitra setia masyarakat dalam segala kondisi,” tutup General Manager F. Eko Sulistyono.
Respons cepat PLN NTT dalam menangani bencana banjir Nagekeo ini melanjutkan tradisi panjang perusahaan dalam tanggap darurat bencana. Dengan dukungan teknologi, sumber daya manusia yang terlatih, dan komitmen tinggi terhadap pelayanan publik, PLN terus membuktikan perannya sebagai tulang punggung kelistrikan nasional yang dapat diandalkan masyarakat, bahkan di saat-saat paling sulit.(*)
Sumber (*/tim PLN UIW NTT)