Roy Suryo Sindir Ijazah Jokowi Komparasi Nilai Ahmad Sahroni

Loading

Roy juga menyinggung viralnya ijazah Ahmad Sahroni. Ia menyebut nilai-nilai dalam ijazah SMP Sahroni cukup rendah dengan rata-rata 6,8, meski Sahroni kini telah meraih gelar doktor.

 

Jakarta | Pakar telematika sekaligus mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, kembali menyampaikan kritik tajam terkait polemik dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo.

Pada sebuah tayangan di kanal Youtube Forum Keadilan TV, Sabtu, 6 September 2025, Roy menyinggung bahwa kasus ijazah Jokowi hingga kini masih belum terjawab jelas.

Ia bahkan membandingkan dengan ijazah milik Ahmad Sahroni, anggota DPR nonaktif, yang belakangan ikut viral setelah rumahnya dijarah.

Roy Suryo menjelaskan bahwa saat ini sudah terbentuk sekretariat bersama (Sekber) yang menghimpun sejumlah tokoh masyarakat dan pensiunan aparat negara, antara lain Komjen (Purn) Oegroseno, Faizal Assegaf, Rizal Fadillah, Mayjen TNI (Purn) Soenarko, dan Tifauzia Tyassuma atau dokter Tifa.

Menurutnya, Sekber tersebut fokus pada tiga tuntutan utama: mengadili Jokowi, memakzulkan Gibran Rakabuming Raka dari jabatan wakil presiden, serta mendesak pencopotan Kapolri.

Roy menekankan pentingnya perjuangan itu agar tidak melenceng dari fokus awal.

Pada kesempatan tersebut, Roy juga menyinggung viralnya ijazah Ahmad Sahroni. Ia menyebut nilai-nilai dalam ijazah SMP Sahroni cukup rendah dengan rata-rata 6,8, meski Sahroni kini telah meraih gelar doktor.

Bagi Roy, hal itu tetap lebih jelas dibandingkan ijazah Jokowi yang hingga kini masih dipertanyakan.

Kasus ini mencuat setelah rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok dijarah massa pada 30 Agustus 2025, di mana selain harta benda, sejumlah dokumen pribadi termasuk ijazah ikut raib dan tersebar luas di media sosial.

Ahmad Sahroni sendiri diketahui menempuh pendidikan dasar di SDN Kebon Bawang 05 Pagi, melanjutkan ke SMP Yappenda Jakarta Utara, lalu SMA Negeri 114 Jakarta Utara.

Setelah menunda kuliah beberapa tahun, ia menempuh pendidikan tinggi di STIE Pelita Bangsa Manajemen pada 2003, kemudian S2 di STIKOM InterStudi pada 2019, hingga meraih gelar doktor hukum dari Universitas Borobudur pada 2024.

Disertasinya berfokus pada strategi pemberantasan korupsi dengan prinsip ultimum remedium. Sidang disertasi itu bahkan diuji langsung oleh sejumlah tokoh besar, termasuk Ketua MPR RI saat itu Bambang Soesatyo serta Hakim Agung Prof. Surya Jaya.

Perbandingan antara ijazah Ahmad Sahroni dan dugaan ijazah palsu Jokowi kini memicu diskusi hangat di ruang publik.

Banyak pihak menyoroti bahwa walaupun nilai ijazah Sahroni tergolong biasa, keabsahannya jelas, sementara ijazah Presiden Jokowi masih menjadi tanda tanya besar yang belum menemukan kepastian.(*)

Sumber (*/melihatindonesia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *