Kupang, Garda Indonesia | Dinas Kesehatan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menghelat pertemuan penyajian Informasi SDM Kesehatan Lintas Sektor Tingkat Provinsi NTT pada Rabu, 19—21 Oktober 2022 di Neo Aston Kupang. Pelatihan selama 3 (tiga) hari tersebut dimaksudkan agar para peserta memahami cara kerja dari Sistim Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK).
SISDMK merupakan aplikasi yang terintegrasi dari Kementerian Kesehatan RI hingga Puskesmas, guna meng-input tenaga kesehatan dan tenaga pendukung kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabadikan dirinya dalam upaya kesehatan dan manajemen kesehatan yakni ASN dan Non ASN (P3K/Honor/PTT).
Dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT, Ruth Laiskodat menekankan pentingnya peserta memahami sistem SISDMK dan ke depan dapat bekerja dengan baik.
“Bapak Ibu ujung tombak peningkatan derajat kesehatan Nusa Tenggara Timur. Sedikit saja kesalahan pada sistem sangat berbahaya,” ujarnya kepada peserta petugas pengelola data SISDMK pada Rabu petang, 19 Oktober 2022.
Ruth Laiskodat pun menekankan bahwa Sistem Informasi SDM Kesehatan memberikan fokus penting pada pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan untuk menjamin ketersediaan tenaga baik dari jumlah, jenis, pendistribusian, dalam rangka meningkatkan pelayanan yang optimal bagi masyarakat.
Provinsi Nusa Tenggara Timur, ungkap Ruth Laiskodat, telah menjalankan SISDMK (Sistim Informasi Sumber Manusia Kesehatan) di 22 kabupaten/kota, namun tidak dipungkiri bahwa masih ditemui kendala di lapangan antara lain jaringan/internet dan sinyal yang belum memadai, ketenagaan (sering terjadi pindah lokasi kerja atau penggantian pengelola SISDMK), beban ganda dalam pekerjaan di fasyankes yang menyebabkan tidak ter-update secara rutin SISDMK di kabupaten/kota karena pengelola program merangkap pengelola SISDMK, adanya perubahan dalam menu aplikasi, dan faktor lainnya.
Senada, Kabid Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT Joyce Tibuludji, SKM, M.Kes. mengatakan bahwa SISDMK merupakan baseline sumber daya manusia kesehatan.
“Semua tenaga kesehatan baik ASN, P3K, tenaga kontrak, PTT harus di-input ke dalam sistem ini (SISDMK) yang selanjutnya dilakukan perhitungan rencana kebutuhan tenaga kesehatan apakah kurang atau lebih di fasilitas kesehatan,” urainya.
Joyce pun memberikan contoh seorang dokter seharusnya bekerja 8 (delapan) jam melayani pasien, jika bekerja di atas itu, maka terhitung analisis beban kerja harus ada penambahan tenaga kesehatan. “Dan aplikasi ini untuk melihat pemerataan tenaga di suatu wilayah apakah terpenuhi atau tidak. Aplikasi ini (SISDMK) juga menjadi acuan pengajuan ke BKD untuk formasi tenaga,” urainya.
Tujuan utama aplikasi SISDMK, beber Joyce, informasi SDM Kesehatan valid dan tepat waktu serta terdokumentasi secara baik yang kemudian dijadikan dokumen deskripsi data SISDMK Kesehatan baik di 22 kabupaten kota maupun Provinsi NTT yang menggambarkan situasi dan kondisi tenaga kesehatan saat ini.
“Selain itu, dari aplikasi SISDMK ini bakal dihasilkan tiga indikator utama yakni presentasi puskesmas yang tidak memiliki dokter, puskesmas dengan sembilan jenis tenaga kesehatan standar, dan presentasi rumah sakit dengan empat spesialis dasar, dan tiga spesialis penunjang. Dari aplikasi SISDMK juga bakal menghasilkan dokumen profil SDM Kesehatan,” tandas Joyce Tibuludji.
Sementara itu, Ketua panitia kegiatan Merpati Nalle, S.Sos., M.M. saat sebelum pembukaan kegiatan menyampaikan bahwa jumlah peserta kegiatan berasal dari 22 kabupaten/kota berjumlah 64 orang.
Merpati Nalle juga menyampaikan capaian data SISDMK yang ter-update hingga Oktober 2022 terdapat 5 (lima) kabupaten yakni Kabupaten Sabu Raijua, Flores Timur, Ngada, Manggarai Barat, dan Sikka.
“Data SISDMK dari kelima kabupaten tersebut lengkap,” kata Kasie Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Dinas Kesehatan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT ini melaporkan.
Penulis (+roni banase)