Fokus utama dari investasi ini juga diarahkan ke Citilink sebagai anak usaha yang terus tumbuh di segmen penerbangan berbiaya rendah.
Jakarta | Garuda Indonesia sementara mempertimbangkan pembelian 50–75 unit pesawat Boeing sebagai bagian dari strategi ekspansi jangka panjang. Rencana ini mencakup tipe Boeing 737 dan 787, dengan sebagian pendanaan berasal dari fasilitas pembiayaan senilai Rp 6,65 triliun.
Fokus utama dari investasi ini juga diarahkan ke Citilink sebagai anak usaha yang terus tumbuh di segmen penerbangan berbiaya rendah.
Dilansir dari Kompas.id, Rencana itu disoroti sejumlah pihak, khususnya terkait kinerja keuangan PT Garuda Indonesia. Pada tahun 2024, maskapai itu mencatat kerugian bersih 69,78 juta dollar AS atau Rp 1,13 triliun (kurs Rp 16.180 per dollar AS).
Baru-baru ini, Garuda Indonesia mendapat shareholder loan atau pinjaman dari pemegang saham dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebesar Rp6,65 triliun.
Adapun rencana pengadaan pesawat Boeing saat ini masih dijajaki Garuda Indonesia dengan Boeing, perusahaan manufaktur pesawat asal Amerika Serikat. Garuda berencana memesan 50-75 pesawat bertipe 737 Max dan 787.
”Kami masih penjajakan untuk kemungkinan pembelian pesawat Boeing, bukan (dari) lessor (perusahaan penyewa). Beli sama pabrik. Ini masih dalam pembicaraan,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis sore, 3 Juli 2025.
Meski belum ada konfirmasi apakah langkah ini terkait langsung dengan negosiasi dagang Indonesia–AS senilai USD 34 miliar, rencana ini selaras dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto dan Wamenperin Faisol Riza tentang potensi pemesanan hingga 100 pesawat dari Boeing dan Airbus hingga akhir 2025.
Langkah ini mempertegas komitmen Garuda dalam memperkuat armada dan daya saing di pasar global.(*)
Sumber (*/Goodnews+ Kompas)