CSR Pertamina di Kupang, Latih Petani Ubah Rumput Laut Jadi Cat Anti Karat

Loading

Desa Tablolong dikenal sebagai salah satu sentra nelayan rumput laut terbaik di Kupang bahkan Nusa Tenggara Timur. Mayoritas warganya menggantungkan hidup pada budidaya dan pengolahan rumput laut berkualitas food grade.

 

Kupang | Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus melalui Integrated Terminal (IT) Tenau terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat pesisir melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL).

Salah satu program unggulannya adalah program Nona Nori, inisiatif masyarakat binaan di Desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berfokus pada pengelolaan potensi lokal berbasis rumput laut dan konservasi lingkungan.

Desa Tablolong dikenal sebagai salah satu sentra nelayan rumput laut terbaik di Kupang bahkan Nusa Tenggara Timur. Mayoritas warganya menggantungkan hidup pada budidaya dan pengolahan rumput laut berkualitas food grade, yakni aman untuk konsumsi dan menjadi bahan baku industri pangan maupun farmasi. Kualitas tinggi ini menjadikan rumput laut Tablolong memiliki nilai jual tinggi dengan potensi besar untuk pasar nasional hingga ekspor.

Selain itu sebagai bentuk dukungan nyata, IT Tenau juga telah melaksanakan berbagai kegiatan kolaboratif diantaranya edukasi konservasi Penyu bekerja sama dengan Kelompok Konservasi Penyu Bella Beach di Pantai Tablolong yaitu dengan memfasilitasi kegiatan edukasi dan pelepasan tukik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda terhadap pentingnya pelestarian satwa laut yang dilindungi.

Program lainnya yaitu pelatihan pembuatan cat anti korosi dari rumput laut melalui bekal keterampilan kepada kelompok binaan untuk mengolah rumput laut menjadi produk inovatif yang ramah lingkungan sekaligus membuka peluang usaha baru dengan dukungan bantuan peralatan produksi mesin pencacah/penggiling rumput laut untuk meningkatkan efisiensi produksi dan memperluas ragam olahan rumput laut.

Perlu diketahui, rumput laut digunakan di cat sebagai inhibitor korosi yang berfungsi sebagai ekstrak dalam larutan atau cat, menciptakan penghalang pada permukaan logam untuk memperlambat reaksi oksidasi. Dan sebagai bagian komposisi cat yang menggunakan bahan seperti karaginan atau alginat (turunan rumput laut) dalam cat—meningkatkan kestabilan, adhesi, atau kilap—sebagai bahan tambahan, bukan sebagai inhibitor langsung. Kombinasi antara resin epoksi dan ekstrak protein rumput laut menunjukkan potensinya dalam aplikasi pelapisan tahan air dan korosi.

Integrated Terminal Manager Tenau, Rachmad Apandi, menyampaikan bahwa program ini merupakan wujud nyata komitmen perusahaan dalam mendukung kemandirian ekonomi masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

“Desa Tablolong memiliki rumput laut food grade dengan kualitas terbaik di NTT yang merupakan potensi yang harus dikelola dengan baik. Melalui Nona Nori, kami ingin membantu nelayan setempat mengoptimalkan potensi ini menjadi sumber penghasilan berkelanjutan, sekaligus menjaga kelestarian alam pesisir,” ujarnya.

Pelepasan tukik (anak Penyu) di pantai Tablolong. Foto : tim Pertamina

Kepala Desa Tablolong, Zet A. M. Nggadas, memberikan apresiasi atas kontribusi Pertamina yang telah memberikan manfaat nyata bagi warganya.

“Kami sangat berterima kasih kepada Pertamina atas bantuan pelatihan, edukasi, dan peralatan yang diberikan, ini benar-benar membantu nelayan kami meningkatkan keterampilan dan produktivitas. Kami berharap kerja sama ini dapat terus berjalan agar Desa Tablolong semakin maju dan dikenal luas sebagai penghasil rumput laut terbaik di NTT,” ungkapnya.

Terpisah, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menyampaikan program Nona Nori adalah wujud komitmen Pertamina dalam menjalankan peran sosial perusahaan secara berkelanjutan, tak hanya fokus pada aspek ekonomi, namun menyentuh dimensi edukasi dan pelestarian lingkungan.

“Di Desa Tablolong, kami melihat potensi besar yang tidak hanya bisa dimaksimalkan untuk kesejahteraan masyarakat, tetapi juga dijaga agar tetap lestari bagi generasi mendatang. Kami percaya bahwa kolaborasi antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah adalah kunci keberhasilan program pemberdayaan seperti ini. Harapannya, Nona Nori bisa menjadi inspirasi dan model praktik baik yang dapat diterapkan di wilayah pesisir lainnya,” jelas Ahad.

Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus dalam hal ini IT Tenau senantiasa memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah, kelompok masyarakat, dan mitra strategis untuk memastikan keberlanjutan program ini.

Ke depan, Nona Nori diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan pesisir yang dapat direplikasi di wilayah lain di NTT maupun Indonesia.(*)

Sumber (*/tim Pertamina)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *