Antara Masduki dan Dumisake

Loading

Oleh: Drs. Mangatur Marojahan Siregar (Pemerhati Sosial)

Siapa yang tidak pernah dengar nama bunglon? nama yang tidak asing di telinga kita, yang tentunya semua orang pasti kenal makhluk yang satu ini. Ia salah satu binatang yang lihai mengubah diri di mana pun ia berada untuk kenyamanan dan keselamatan diri sendiri. Warna tubuh bisa berubah-ubah setiap saat sesuai tempat ia meloncat, sangat hebat karena tidak semua makhluk bisa demikian.

Di dunia spionase pun sering ditemui agen ganda, si agen berperan ganda untuk mendapatkan informasi rahasia penting. Demikian di salah satu lirik lagu Tapanuli yang cukup populer “Mardua Holong”, Mardua Holong yang artinya mendua hati, di mana salah satu dari pasangan sejoli tidak setia dan bahkan di kalangan umat Kristiani sendiri pun dikenal istilah pelukan Judas Iskariot.

Bunglon, Agen Ganda, Mardua Holong dan Pelukan Judas Iskariot adalah dunia pengkhianatan yang sangat menyakitkan.

Bunglon sering dianonimkan sebagai penghianat bagi kawannya sendiri alias menikam dari belakang saat kawan lengah.

Belakangan ini di kalangan timses paslon Pilkada tertentu populer istilah Masduki (masang dua kaki), ke sana OK ke sini OK, untuk cari keuntungan, tidak beda seperti kelakuan bunglon yang akhirnya ketahuan menjadi bumerang bagi diri sendiri.

Apa korelasi antara Masduki dan Dumisake?

Masduki sendiri adalah masuk golongan bunglon, sementara Dumisake adalah pengabdian seorang pemimpin untuk kesejahteraan rakyat luas, sangat bertolak belakang.

Istilah Dumisake sudah sangat membumi di Bumi Melayu Jambi ini, ya tentu sebagian besar warga Jambi paham apa arti pharasa kata yang satu ini.

Dua miliar satu kecamatan (Dumisake) adalah program jitu yang digelontorkan oleh gubernur dan wakil gubernur Haris-Sani saat menjabat dalam masa kurun waktu singkat hanya 3,5 tahun.

Tidak dipungkiri, sudah banyak warga merasakan manfaat program ini, baik berupa bantuan beasiswa pendidikan, kesehatan, pembangunan tempat ibadah dan bantuan langsung bagi warga yang kurang mampu.

Diakui, pasti masih ada kekurangan Dumisake ini, tiada 100% program pemerintah yang langsung sukses dalam waktu singkat, apalagi negeri sedang dilanda Covid-19 kala itu.

Tentu sangat rugi rasanya jika program baik ini putus begitu saja di tengah jalan, tiada kata lain selain lanjutkan.

Lanjutkan..!!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *