Angka kematian akibat kanker serviks yang mencapai 26 ribu kasus setiap tahun, dan proyeksi peningkatan hingga 50 persen pada 2050, program vaksinasi ini menjadi bagian penting dalam pencegahan dini.
Pemerintah Indonesia sementara menyiapkan perluasan program vaksinasi HPV DNA untuk mencakup kelompok usia 20 tahun ke atas, namun pelaksanaannya baru direncanakan mulai dua tahun mendatang.
Sementara itu, fokus utama saat ini adalah menyelesaikan cakupan vaksinasi pada anak perempuan dan laki-laki usia sekolah dasar serta remaja perempuan usia 15 tahun. Langkah ini dianggap strategis karena efektivitas vaksin paling tinggi ketika diberikan sebelum seseorang terpapar HPV, yakni saat sistem kekebalan tubuh masih optimal untuk membentuk antibodi.
Biaya vaksinasi HPV relatif mahal?
Biaya untuk melakukan vaksinasi HPV bervariasi, tergantung rumah sakit mana yang menyelenggarakannya. Di rumah sakit swasta di Indonesia, biaya vaksinasi HPV dapat dimulai dari Rp750.000 hingga lebih dari Rp1.300.000 per kali suntik. Dianjurkan untuk mempersiapkan dana lebih guna kebutuhan tambahan yang tidak terduga, yaitu sekitar 20-30% dari biaya yang diperkirakan.
Kondisi vaksinasi HPV relatif mahal ini yang memicu angka kematian akibat kanker serviks yang mencapai 26 ribu kasus setiap tahun, dan proyeksi peningkatan hingga 50 persen pada 2050, program vaksinasi ini menjadi bagian penting dalam pencegahan dini. Pemerintah menargetkan cakupan 90 persen untuk anak perempuan usia 15 tahun sebelum 2030, sebagai bagian dari komitmen nasional menurunkan beban kanker yang kini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan angka kematian kanker tertinggi ketiga di ASEAN.
Pemeriksaan HPV DNA Genotyping adalah prosedur tes berbasis molekuler yang bertujuan untuk mencari atau mengetahui adanya tanda-tanda infeksi HPV. Pemeriksaan ini diutamakan untuk mendeteksi jenis (strain) dari Human Papillomavirus (HPV) yang berisiko tinggi (high-risk strains of HPV) menimbulkan kanker serviks.
Kanker serviks yang tidak terdeteksi sejak dini dapat berdampak pada prognosis penderita akibat penanganan yang terlambat. Data Globocan melaporkan bahwa kanker serviks termasuk dalam 5 besar kanker mematikan yang menyerang wanita di segala usia.
Saat meningkatnya kekhawatiran akan dampak negatif dari infeksi HPV, maka penting bagi setiap individu untuk mengetahui informasi lengkap mengenai manfaat tes DNA HPV Genotyping.
Yuk, kenal lebih lanjut mengenai pemeriksaan HPV DNA Genotyping.
Apa itu HPV DNA Genotyping?
HPV DNA Genotyping test adalah prosedur pemeriksaan berbasis molekuler yang bertujuan untuk mencari atau mengetahui adanya tanda-tanda infeksi HPV, di mana jenis-jenis HPV dalam sampel jaringan dideteksi secara spesifik di dalam laboratorium.
Pemeriksaan HPV DNA Genotyping diutamakan untuk mendeteksi high-risk strain HPV yang kemungkinan besar dapat menimbulkan kanker serviks. Namun, pemeriksaan ini tidak terbatas hanya untuk deteksi dini kanker serviks saja, melainkan jenis HPV lainnya pun juga dapat dideteksi dengan menggunakan metode ini.
Pemeriksaan ini dapat mendeteksi semua jenis HPV, baik yang bersifat onkogenik (dapat menyebabkan kanker) maupun non-onkogenik (tidak menyebabkan kanker) karena setiap jenis HPV mempunyai struktur asam amino yang spesifik sebagai target deteksi. Adapun jenis HPV onkogenik (high risk) yang bisa dideteksi oleh tes HPV DNA Genotyping adalah 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 52, 53, 56, 58, 59, 66, dan 68. Sementara itu, jenis HPV non- onkogenik (low risk) adalah 6, 11, 42, 43, 44, dan 81.
Dengan HPV DNA Genotyping, diharapkan kanker serviks dan penyakit lainnya yang terkait infeksi HPV dapat terdeteksi sejak dini, sehingga dapat membantu mencapai tingkat keberhasilan pengobatan yang lebih tinggi.(*)
Sumber (*/Goodnews+ Siloam Hospitals + ragam)