Wakil Bupati Kupang, Aurum Titu Eki menyampaikan apresiasinya atas dukungan Pemerintah Australia melalui Program Bilateral Australia-Indonesia SIAP SIAGA bersama Yayasan CIS Timor Indonesia, yang telah mendukung upaya Pemkab Kupang.
Kupang | Sebagai respons terhadap meningkatnya frekuensi dan kompleksitas ancaman bencana, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menerapkan pendekatan multi-pemangku kepentingan untuk meningkatkan mitigasi risiko dan strategi adaptasi berkelanjutan.
Upaya ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan seluruh lapisan masyarakat. Tantangan signifikan yang dihadapi juga terletak pada mengatasi pemahaman yang terbatas tentang perubahan iklim dan kesiapsiagaan bencana, terutama di lapisan masyarakat pedesaan. Hal ini juga diperburuk oleh kurangnya sumber daya manusia yang diperlukan untuk mendukung perencanaan dan implementasi kegiatan mitigasi dan adaptasi di tingkat desa.
Guna mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi tantangan tersebut, maka pada Jumat, 20 Juni 2025, Yayasan CIS Timor Indonesia, mitra dari Program SIAP SIAGA (kemitraan antara pemerintah Australia dan Indonesia untuk Manajemen Risiko Bencana), menghelat peluncuran/kick-off dan sosialisasi program inovatif bertujuan membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana dan beradaptasi dengan perubahan iklim.
Perhelatan di Kantor Wakil Bupati Kupang ini dihadiri perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD), perwakilan kecamatan, dan desa-desa sasaran. Pada kesempatan yang sama juga dilakukan sosialisasi hasil Penilaian Ketangguhan Desa (PKD) sebagai upaya advokasi untuk penguatan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan terkait.
Wakil Bupati Kupang, Aurum Titu Eki menekankan pentingnya peluncuran program inovatif tersebut dan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan terkait, dengan menggarisbawahi bahwa upaya kolaborasi strategis multi-pihak ini diharapkan dapat mempercepat terwujudnya ketahanan masyarakat untuk secara efektif mengatasi ancaman bencana yang makin meningkat intensitasnya, sekaligus dapat beradaptasi dengan dampak perubahan iklim.
Lebih lanjut, Aurum Titu Eki juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan Pemerintah Australia melalui Program Bilateral Australia-Indonesia SIAP SIAGA bersama Yayasan CIS Timor Indonesia, yang telah mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Kupang dalam membangun ketangguhan bencana yang inklusif dan berkelanjutan. Kabupaten Kupang Menyatakan komitmen penuh mendukung keberhasilan program ini baik melalui kebijakan dan koordinasi lintas sektor maupun penguatan kapasitas di tingkat desa.
“Saya juga mengajak seluruh OPD terkait untuk mengintegrasikan pendekatan pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim dalam perencanaan. Kepada para camat, kepala desa dan perangkatnya saya tekankan pentingnya kolaborasi aktif, jadikan program ini sebagai peluang belajar, berbagi dan bertumbuh bersama. Dan yang lebih penting lagi, jadikan semangat gotong royong dan nilai-nilai kearifan lokal sebagai fondasi dari ketangguhan yang ingin kita bangun,” imbuhnya.
Program inovatif ini akan dilaksanakan di tiga kecamatan: Takari (Desa Benu dan Tuapanaf), Kupang Timur (Desa Nunkurus dan Oefafi), dan Kupang Barat (Desa Sumlili dan Tablolong), mengusung tema utama, “Membangun Ketangguhan Masyarakat melalui Inisiatif Desa Tangguh Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim yang Inklusif di Kabupaten Kupang.”
Untuk mencapai tujuan yang disasar, program ini akan berfokus pada tiga target capaian terukur yakni,
- Pemetaan dan Peningkatan Kapasitas Kelompok Rentan: Identifikasi kapasitas kelompok rentan yang terkait dengan membangun ketahanan bencana dan adaptasi perubahan iklim inklusif, yang dicapai melalui peningkatan kapasitas mereka terkait dengan Desa Tangguh Bencana (DESTANA), termasuk penguatan kepemimpinan perempuan dan literasi sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam DESTANA.
- Peningkatan Ketahanan Ekonomi: Peningkatan kapasitas kelompok rentan yang terkait dengan ketahanan ekonomi/mata pencaharian melalui pengembangan usaha berbasis potensi lokal yang tahan terhadap bencana dan perubahan iklim, serta pembentukan model pendanaan mandiri (Saving Internal Lending Community/SILC) untuk mendukung modal usaha dan modal sosial (Dana Kontingensi).
- Pengembangan Dokumen Perencanaan Desa Inklusif: Perumusan dokumen perencanaan desa yang inklusif dan responsif terhadap bencana, termasuk pelaksanaan kegiatan simulasi, pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang aktif, peningkatan kapasitas DESTANA, integrasi kebijakan pengelolaan bencana ke dalam perencanaan daerah, dan pembinaan koordinasi pentaheliks untuk mendukung PRB dan API yang terintegrasi sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat desa.
Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan program, telah dilakukan Penilaian Ketangguhan Desa (PKD) di 6 desa yang merupakan lokasi sasaran tersebut. Penilaian ini dilakukan melalui keterlibatan partisipatif yang melibatkan seluruh elemen masyarakat di desa. Hasil PKD menunjukkan bahwa semua desa masih berada pada tingkat Pratama (pemula). Sehingga menekankan pentingnya program inisiatif ini dalam mendukung upaya akselerasi peningkatan ketahanan masyarakat dalam menghadapi risiko bencana dan beradaptasi dengan perubahan iklim.
Sebagai wilayah dengan topografi dataran tinggi, dataran rendah, dan pesisir yang beragam, Kabupaten Kupang sangat rentan terhadap berbagai jenis bencana. Hal ini makin diperburuk oleh fenomena perubahan iklim. Perubahan iklim global telah memengaruhi tren bencana di Indonesia, yang menyebabkan meningkatnya intensitas dan dampak bencana hidrometeorologi. Perubahan iklim juga menimbulkan ancaman lebih besar bagi pulau-pulau kecil karena kenaikan permukaan air laut. Perubahan pola curah hujan juga berkontribusi pada banjir dan tanah longsor yang akhir-akhir ini lebih sering terjadi, yang tidak hanya menyebabkan kerusakan infrastruktur namun juga mengancam keselamatan serta mata pencaharian masyarakat. Selain itu, kekeringan juga mengganggu sektor pertanian, ketahanan pangan, dan pasokan air bersih sehingga memperburuk kesejahteraan masyarakat, terutamanya kelompok rentan.
Dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) Kabupaten Kupang tahun 2018—2023 menunjukkan lima bencana berisiko tinggi, yaitu banjir, banjir bandang, kekeringan, gempa bumi, dan cuaca ekstrem. Empat dari lima ancaman tersebut adalah hidrometeorologi, yang sangat terkait dengan dampak perubahan iklim. Namun, pengembangan ketahanan masyarakat masih belum memadai. Hingga tahun 2024, hanya 41 desa/kelurahan (23%) – dari 176 desa/kelurahan – yang telah ditetapkan sebagai Desa Tangguh Bencana (DESTANA). Sehingga melalui peluncuran program inovatif ini, juga akan dapat berkontribusi pada upaya yang lebih luas untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan membangun masyarakt yang tangguh bencana yang inklusif di Kabupaten Kupang.
Di sela-sela acara pembukaan hadir pula Bupati Kupang, Yosef Lede yang meminta agar MUSDA Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Kupang ini segera dilakukan agar dapat mendukung kerja-keja pengurangan risiko bencana di Kabupaten Kupang.(*)
Sumber (*/tim CIS Timor)