Inovasi mie instan dari kulit singkong dan daun kelor karya siswa Regina Pacis Jakarta membuktikan bahwa pangan sehat dan ramah lingkungan bisa berjalan beriringan.
Jakarta | Anda penyuka mie instan, kini bakal menerima asupan kaya vitamin dan nutrisi dari mie instan, pangan sehat dan ramah lingkungan. Bagi penikmat mie instan, ini merupakan kabar gembira dan tentunya bakal jadi asupan sehat.
Inovasi mie dari kulit singkong dan daun kelor karya siswa Regina Pacis Jakarta membuktikan bahwa pangan sehat dan ramah lingkungan bisa berjalan beriringan.
Perlu diketahui, kandungan gizi daun kelor (per 100 g) yakni energi 64 kkal, protein 9,4 g, lemak 1,4 g, karbohidrat 8,3 g, serat 2,0 g, kalsium 185 mg, fosfor 112 mg, zat besi 4,0 mg, vitamin A (Beta Karoten) 6.780 mcg, vitamin C 220 mg, vitamin E 448 mcg, vitamin B1 (Tiamin) 0,25 mg, vitamin B2 (Riboflavin) 0,66 mg, vitamin B3 (Niasin) 2,2 mg, kalium 259 mg, dan magnesium 42 mg.
Tak hanya itu, kelor pun dianggap efektif karena bernutrisi tinggi atau highly nutrition karena mengandung vitamin C 7 kali lebih tinggi dari jeruk, kalsium 17 kali lebih tinggi dari susu, dan protein 9 kali lebih tinggi dari yoghurt.
Sementara, kandungan gizi dalam kulit singkong (per 100 gram, tergantung varietas dan metode analisis) yakni karbohidrat: ± 60–70 g (sebagian besar berupa serat dan pati), serat kasar: ± 15–30 g (tinggi serat, baik untuk pencernaan), protein: ± 2–4 g, lemak: <1 g (sangat rendah) dan kandungan mineral berupa kalsium (Ca): ± 50–100 mg, fosfor (P): ± 30–80 mg, kalium (K): ± 200–300 mg, magnesium (Mg): ± 30–60 mg, zat besi (Fe): ± 1–3 mg. Tak hanya itu, kulit singkong juga mengandung bioaktif berupa fenolik dan antioksidan alami (baik untuk menangkal radikal bebas), saponin, flavonoid, tanin (jika tidak diolah dengan benar bisa mengganggu penyerapan nutrisi).
Selain itu, kulit singkong mentah pun mengandung senyawa sianogenik (seperti linamarin), yang dapat melepaskan racun sianida bila tidak diproses dengan benar.
Bungkus mie instan dari tepung jagung
Tak hanya kaya nutrisi dari bahan alami lokal, kemasan mie ini juga bisa dimakan karena terbuat dari tepung jagung—mengurangi limbah plastik sekaligus memperkenalkan alternatif baru dalam industri makanan cepat saji.
Lebih dari sekadar produk, mie ini adalah bentuk nyata kepedulian generasi muda terhadap isu keberlanjutan. Lewat pendekatan sederhana namun berdampak, mereka menunjukkan bahwa solusi masa depan bisa lahir dari kreativitas, kepedulian sosial, dan keberanian untuk mencoba hal baru.(*)
Sumber (*/Goodnews + ragam)