Disparitas Kemiskinan Antara Kota & Desa di NTT Masih Tinggi

Loading

Kupang-NTT, gardaindonesia.id – Disparitas kemiskinan antara Kota dan Desa di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur masih tinggi. Hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS), profil kemiskinan di NTT meski menunjukkan tren menurun (September 2017 21,37% turun 0,03 persen point menjadi 21,35% di Maret 2018) namun jumlah penduduk miskin meningkat/naik sekitar 7,4 ribu dalam periode Sept 2017 sebesar 1134,74 ribu menjadi 1142,17 ribu di Maret 2018.

Dengan prosentase disparitas/Jarak penduduk miskin menurut perkotaan-pedesaan Periode September 2017-Maret 2018 mencapai 21,35% dengan perbandingan periode Sept 2017 jumlah penduduk miskin di Kota sebesar 10,11% dan penduduk miskin di Desa sebesar 24,59%. Begitupun di Periode Maret 2018 penduduk miskin di Kota 9,94% dan di Desa 24,74%.

“Perlu kerjasama dan penerapan program untuk mengurangi prosentasi kemiskinan di desa “, tandas Kepala BPS NTT, Maritje Pattiwaellapia saat jumpa pers bersama stakeholder dan para awak media, Senin/16 Juli 2018 di Aula BPS NTT.

Kemiskinan secara Nasional sebesar 9,28% “Meski NTT menempati posisi ketiga termiskin di Indonesia, namun kalo melihat pola, kecenderungan alami penurunan “, ungkap Maritje.

Lebih lanjut Maritje menjelaskan, “Selama Sept 2017-Maret 2018 garis kemiskinan meningkat sebesar 2,35% yaitu dari Rp. 346.737 per kapita per bulan pada Sept 2017 menjadi Rp.354.898,- per kapita per bulan Maret 2018”.

Terkait komposisi garis kemiskinan, Maritje menuturkan bahwa peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan di NTT jauh lebih besar yakni 78,59% jika dibandingkan dengan peranan komoditi bukan makanan hanya sebesar 21,41% pada Maret 2018.

Berikut komoditi makanan berdasarkan jenis dengan kontribusi di daerah Kota yakni jenis komoditi beras 31,24%, Rokok kretek filter 8,77%, gula pasir 2,49%, kopi bubuk & instan (sachet) 2,11%, roti 2,09%, telur ayam ras 2,08%, tongkol/tuna/cakalang 1,99%, mie instan 1,69%, dan daun ketela pohon 1,44%

Sedangkan komoditi yang berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan di Desa diantaranya beras 41,29%, rokok kretek filter 5,33%, gula pasir 3,48%, jagung pipilan/beras jagung 3,38%, kopi bubuk/kopi instan (sachet) 3,02%, daun ketela pohon 2,80%, daging babi 1,97%, roti 1,73% dan mie instan 1,62%.

Adapun faktor faktor yang terkait dengan tingkat kemiskinan di NTT periode Sept 2017-Maret 2018 diantaranya

Pertama, Selama periode Sept 2017-Maret 2018 terjadi Inflasi umum sebesar 1,81% sedangkan periode Maret 2017-Maret 2018 terjadi Inflasi umum sebesar 2,25%.

Kedua, tingkat Kesejahteraan petani cenderung meningkat pada bulan Maret 2018 yang tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) NTT Maret 2018 sebesar 104,48 meningkat 1,48 poin jika dibandingkan periode Sept 2017 sebesar 103,00.

Ketiga, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT pada Februari 2018 sebesar 2,98%. Sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian yakni sebesar 1,46 juta (58,63 persen).

Keempat, Gini Ratio Provinsi NTT pada Maret 2018 sebesar 0,351, turun 0,008 poin dari periode Sept 2017 yang sebesar 0,359

Kelima, Pada periode November 2017-Februari 2018, persentase rumah tangga penerima raskin/rastra atau BNPT sebesar 43,09%. (+rb)