‘Yellow Clinic’ Partai Golkar Vaksinasi Tahap II Pelajar SMAN 4 Atambua

Loading

Belu–NTT, Garda Indonesia | Vaksinasi tahap II, bantuan ‘yellow clinic’ Partai Golkar sebanyak 250 dosis bagi pelajar SMAN 4 Atambua berlanjut di Puskesmas Umanen, Kecamatan Atambua Barat, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu, 29 September 2021.

Anggota DPRD Belu fraksi Golkar, Benediktus Hale yang memantau secara langsung proses vaksin di Puskesmas Umanen, mengungkapkan bahwa pelaksanaan vaksinasi tahap II di SMAN 4 Umanen sebagai tindak lanjut dari vaksinasi tahap I yang disponsori oleh Partai Golkar.

Bene Hale yang juga menjabat sebagai ketua fraksi Golkar DPRD Belu, menguraikan bahwa vaksinasi tahap I dilaksanakan di sekolah dengan alasan untuk menyaring 250 siswa dari keseluruhan jumlah siswa SMAN 4 Umanen melalui fase screening. Sedangkan, tahap II berlangsung di Puskesmas Umanen yang jaraknya di bawah 100 meter dari lokasi sekolah. Tentu, tidak ada mobilisasi massa dan proses belajar mengajar bagi pelajar lain pun tetap berjalan normal.

“Pada bulan Oktober ini, partai Golkar masih punya jatah 150 ribu dosis untuk NTT dengan sasaran baru bagi kaum milenium, pelajar SD sampai SMA, mahasiswa dan masyarakat umum,” tambah Bene Hale, ketua komite SMAN 4 Umanen.

Bene Hale bersama Kepala Puskesmas Umanen, Yulius Fahik memantau proses vaksinasi

Guna mendukung target pemerintah daerah dalam mencapai 80% vaksin masyarakat Belu pada Desember 2021, Bene Hale meminta pemerintah meningkatkan upaya diseminasi bagi masyarakat umum.

“Jika kuantitas sosialisasinya ditingkatkan, maka bisa saja kita mencapai 90%. Saat ini, masyarakat punya image buruk bahwa vaksin itu hal yang menakutkan. Karena itu, sosialisasi itu penting untuk membangkitkan kesadaran masyarakat dengan melibatkan tokoh masyarakat dan agama. Jadi, kendalanya masih tentang belum maksimalnya sosialisasi,” sebutnya.

Dokter Laura Cynthia Bria, ketika diwawancarai Garda Indonesia menuturkan, vaksinasi tetap mengikuti tahapan sama persis seperti tahap I, yakni didaftar, di-screening, ditensi, dan ditanya riwayat penyakit. Jika penerimanya sudah vaksinasi tahap I, akan ditanya riwayat seperti ada keluhan apa setelah disuntik. Sedangkan, riwayat penyakit, batuk pilek, dan covid, semua sama dengan fase I.

“Untuk vaksin hari ini, kita sediakan 250 dosis untuk mereka yang sudah terima jatah vaksin pertama. Soal keluhan kondisi fisik setelah vaksin pertama, sejauh ini tidak ada. Kalau ada rasa nyeri dan kram di sekitar daerah suntikan pada tiga hari pertama itu wajar. Ada siswa yang tunda tadi (kemarin,red.) karena dia sedang batuk pilek. Mereka yang tunda itu, tunggu tanggal 11 Oktober 2021,” jawab dr. Cynthia ketika ditanya seputar jumlah persediaan dosis vaksin tahap II dan pengalaman penerima vaksin tahap I.

Awalnya, sambung dr. Laura Cynthia, sasaran vaksin terbatas hanya bagi usia tertentu. Tetapi sekarang, vaksin sudah lebih terbuka untuk berbagai kalangan mulai dari usia 12 tahun sampai usia lanjut (lansia). Ibu hamil dan menyusui pun bisa divaksin lantaran vaksin sudah melalui fase penelitian ketat dan dipastikan relatif aman. Vaksin bekerja untuk membentuk antibodi sehingga jika ada rasa nyeri, kram dan demam, itu hal yang normal sama seperti imunisasi bayi di posyandu.

“Saya atas nama pribadi sebagai dokter yang bekerja di UPTD puskesmas Umanen berterima kasih kepada Partai Golkar yang punya perhatian dan mengambil bagian dalam program pemerintah, khususnya program vaksinasi Covid–19 terhadap remaja. Jadi, ini salah satu bentuk keterlibatan dari partai politik untuk sama – sama lawan pandemi Covid,” papar dr. Laura Cynthia. (*)

Penulis + foto: (*/Herminus Halek)