Sembilan Desa Masuk Kawasan Rawan Bencana Erupsi Lewotobi Laki-laki

Loading

Hasil rekomendasi rapat di Pusdalops BPBD NTT itu antara lain terkait penanganan logistik dan koordinasi yakni penanganan logistik satu pintu oleh BPBD Provinsi, perlu transportasi khusus dan dispensasi BBM untuk distribusi bantuan.

 

Flores Timur | Pasca-erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dengan kolom abu vulkanik lebih dari 10 kilometer pada Selasa sore, 17 Juni 2025, maka sesuai arahan Gubernur NTT dibentuk Tim Posko Pendukung Penanganan Erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki. Rapat tim dihelat pada Rabu, 18 Juni dipimpin Plt. Kalak BPBD NTT, Semuel Halundaka menghasilkan sejumlah rekomendasi.

Hasil rekomendasi rapat di Pusdalops BPBD NTT itu antara lain terkait penanganan logistik dan koordinasi yakni penanganan logistik satu pintu oleh BPBD Provinsi, perlu transportasi khusus dan dispensasi BBM untuk distribusi bantuan, posko kabupaten diperkuat sebagai pusat operasi lapangan, dan surat resmi dari Pemprov NTT ke Pertamina segera diterbitkan.

Kemudian, perlindungan warga terdampak yakni perempuan dan anak di pengungsian perlu pengawasan khusus (DP3AP2KB & NGO), Bank Indonesia mengidentifikasi kebutuhan dasar anak dan menjaga keamanan kas, tenaga PPL & Pendamping Desa data warga terdampak untuk layanan yang tepat.

Dan upaya komunikasi dan akses transportasi, cegah hoaks untuk menjaga ketenangan publik (Diskominfo Prov NTT), koordinasi dengan ASDP & PT Flobamor untuk distribusi logistik via laut.

Tim Posko Pendukung Penanganan Erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki menghelat rapat tim pada Rabu, 18 Juni dipimpin Plt. Kalak BPBD NTT, Semuel Halundaka. Foto : tim Pusdalops BPBD NTT

Sementara, berdasarkan laporan situasi terkini atau (situation report [Sitrep]) oleh Pusdalops BPBD NTT per Kamis, 19 Juni 2025, maka diimbau kepada masyarakat serta wisatawan dilarang melakukan aktivitas dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi, serta pada jarak 8 kilometer ke arah sektoral barat daya hingga timur laut dari puncak gunung. Masyarakat diminta tetap tenang dan selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah maupun instansi terkait. Informasi yang belum jelas sumbernya agar tidak disebarluaskan demi menghindari kepanikan.

Warga di sekitar lereng gunung dan kawasan rawan bencana untuk mewaspadai potensi banjir lahar yang dapat terjadi jika turun hujan lebat. Aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki seperti di wilayah Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen, perlu mendapat perhatian khusus.

Selain itu, masyarakat yang terdampak hujan abu vulkanik diimbau untuk menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut guna melindungi kesehatan saluran pernapasan. BPBD juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan

Adapun penetapan kawasan rawan bencana (disusun oleh Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Nusa Tenggara Timur [FPRB NTT]), memetakan desa-desa di Kabupaten Flores Timur dan Sikka dengan radius 4—9 kilometer yakni Desa Nawakote, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, Pululera, Padang Pasir di Kecamatan Wulanggitang dan Desa Dulipali, Nurabelen, Desa Nobo di Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur.

Sementara desa terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka yakni Desa Hikong, Udek Du’en, Ojang, Timutawa, dan Kringa.

Penulis (+roni banase)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *