Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Peroleh Bantuan 7 Titik Akses Internet BAKTI

Loading

Kupang-NTT, gardaindonesia.id – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) terus mengembangkan program Pemerintah yaitu USO (Universal Service Obligation). Program USO tersebut merupakan kewajiban pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan informatika RI (Kemkominfo) melalui BAKTI memberikan pelayanan universal di bidang telekomunikasi dan informatika kepada publik untuk mengurangi kesenjangan digital di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) yang secara ekonomi sulit dilakukan oleh penyelenggara telekomunikasi komersial.

Kerjasama BAKTI dengan Pemda/Kementrian beserta profil pengguna diantaranya Kementrian Pendidikan (sekolah), Badan Karantina Pertanian, Kementrian Kelautan dan Perikanan (Pelabuhan Perikanan), Kantor Staf Presiden (Kantor Desa), Badan Nasional Pengelola Perbatasan (Posisi Lintas Batas Negara), Kementrian Ketenagakerjaan (Balai Latihan Kerja), Kementrian Pariwisata (Layanan Publik), Kementrian Kesehatan, Kementrian Desa PDTT dan Kementrian Perindustrian (Layanan Publik/Sentra UMKM)

Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang sebagai salah satu lembaga yang peroleh Pemanfaatan Program Akses Internet Bakti/BP3TI Kementrian Kominfo, telah menggunakan akses internet untuk kebutuhan operasional dan kebutuhan akses Internet warga sekeliling.

Untuk mengevaluasi dan melihat Lebih dekat fungsi dan aksesibilitas akses internet BAKTI, Kamis/5 Juli 2018, Anggota Komisi I DPR RI diantaranya Ketua Komisi I Mayjend Asry Tanjung, Hugo Parera, Jacky Uly dan beberapa anggota Komisi I mengunjungi Balai Karantina Kelas IA Kupang.

Ditemui para Anggota DPR RI, Kepala Balai Karantina Kelas I Kupang, Heru Nur Hartanto, mengucapkan terima kasih kepada Direktur BAKTI karena telah memperoleh bantuan akses Internet untuk Balai Karantina Pertanian bantuan akses internet BAKTI ditempatkan di 7 titik diantaranya Tenau, El Tari, Rote, Wini, Atambua, Waingapu dan Waikelo.

“8M akses internet optik untuk Tenau, 4M di Bandara El Tari, 1M di Pelabuhan Wini, 2M Pelabuhan Atapupu, 2M di Rote, Waingapu dan Waikelo “, jelas Heru.

Saat ditanya Komisi 1 DPR RI mengenai kesempatan masyarakat sekitar apakah dapat mengakses internet, Heru Hartanto menyampaikan bahwa bisa diakses oleh masyarakat, seperti di Waikelo

“Semua masyarakat bisa mengakses free (secara gratis), kebanyakan anak muda yang mengakses Internet dari pagi hingga malam hari“, ungkap Heru.

Kepada Komisi 1 DPR RI, Heru Hartanto menyampaikan untuk Wilayah Kerja Alor, Sabu dan Bolok belum memperoleh akses internet karena terkendala listrik dan jaringan sementara dibangun. Khusus wilayah perbatasan Wini, Mota Ain dan Motamasin yang mengelola PLBN belum maksimal dan karena jaringan masih kecil.

“Akses belum maksimal untuk melakukan pelayanan secara digital di daerah perbatasan “, ungkap Nur Hartanto

Perwakilan BAKTI menyampaikan akses internet di seluruh Indonesia mencapai 2.717 lokasi, 260 di NTT, salah satunya di Karantina. Sektor terbesar di Pendidikan sekitar 65%.

Terkait Merdeka Jaringan di Tahun 2020 BAKTI menyatakan kesiapan untuk memperbaiki pelayanan dan menargetkan 5000 BTS di 2019 yangmana saat ini hanya sekitar 800 BTS dan berencana Bebas Jaringan di 2020. (+rb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *