Forum Taman Bacaan & Satgas GLS Gelar ‘Workshop Read Aloud Handbook’

Loading

Kupang-NTT,gardaindonesia.id | Forum Taman Bacaan NTT dan Satgas Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI menggelar Workshop Read Aloud Handbook (Membaca Buku dengan Nyaring) bagi para pegiat Literasi dan Pengurus Taman Bacaan yang tersebar di seputar Kota Kupang.

Mengambil lokasi di Ruang Rapat Sekolah SMA Olahraga Flobamora Kupang, (Jumat/30 November 2018) petang; Workshop Read Aloud Handbook dipandu oleh narasumber Rossie Ismawati, Endang, dan Karyadi dari Satgas Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Kemendikbud RI.

Kepada media ini, Ketua Pengurus Wilayah Forum Taman Bacaan Masyarakat (PWFTBM) NTT, Polikarpus Do menyampaikan bahwa kegiatan Workshop Read Aloud Handbook dilaksanakan dalam rangka membangun kecerdasan membaca bagi anak-anak sejak dini dan masyarakat dalam rangka menumbukembangkan minat dan budaya baca masyarakat.

Lebih lanjut Polikarpus menuturkan, Gerakan literasi harus diterapkan dan butuh intervensi pemerintah dan semua pihak. Ada 3 (tiga) komponen atau pilar yang menjadi sasaran gerakan literasi nasional yakni Gerakan Literasi Sekolah; Literasi Keluarga; dan Literasi Masyarakat.

“Kegiatan workshop Literasi ini melibatkan para pegiat Literasi, Pengelola TBM (Taman Bacaan Masyarakat) untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pengelolaan TBM di masyarakat. TBM adalah corong terdepan dalam mendorong Literasi ,baik Literasi Sekolah, Literasi Keluarga, dan Literasi Masyarakat,” ujar Polikarpus.

Sehari sebelum pelaksanaan Workshop Read Aloud Hanbook (Kamis,29/11/18) Satgas GLS Kemendikbud menyempatkan diri mengunjungi sekolah-sekolah dalam rangka melihat sejauh mana implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Adapun sekolah yang dikunjungi Satgas GLS Kemendikbud RI yakni SD Bertingkat Naikoten, SLB Pembina, SMP Katolik St Yoseph Naikoten, SMA Negeri 1 Kupang, SMK Negeri 1 Kupang, SMK Negeri 4 Kupang.

“Dari hasil kunjungan, perlu intervensi dan pembenahan perpustakaan sekolah. Karena persediaan buku 99 % adalah buku teks atau pelajaran daripada buku-buku non teks dan perpustakaan perlu ditata sehingga perpustakaan bukan hanya menjadi sebagai tempat pemajangan buku tapi menjadi rumah literasi yang menyenangkan,” ungkap Ketua PW TBM NTT, Polikarpus Do.

Untuk diketahui; dikutip dari www.kemdikbud.go.id

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2015/04/read-aloud-metode-membacakan-buku-untuk-anak-anak-4128-4128-4128 

Metode Read Aloud merupakan salah satu metode membacakan buku untuk anak. Metode ini diperkenalkan oleh seorang Jurnalis bernama Jim Trelese; dalam bukunya The Read Aloud Handbook. Read Aloud adalah metode mengajarkan membaca yang paling efektif untuk anak-anak karena dengan metode ini kita bisa mengkondisikan otak anak untuk mengasosiasikan membaca sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan. Juga menciptakan pengetahuan yang menjadi dasar bagi si anak, membangun koleksi kata/kosakata (vocabulary), dan memberikan cara membaca yang baik (reading role model).

Saat usia emas (golden age), yaitu 0-5 tahun, anak akan dapat menyerap dengan sangat cepat. Dengan potensi yang sedemikian hebat itu, maka mengenalkan anak untuk membaca di usia dini tentunya tidak menjadi masalah, asalkan caranya tidak membuat anak stress bahkan terbebani harus bisa membaca. Yang dilakukan bukan membuat anak bisa membaca, tapi membuat anak suka membaca.

Read aloud dapat dimulai sejak dini, bahkan sejak semester ke-3 kehamilan. Karena itu semakin dini buku diperkenalkan, maka hasilnya akan semakin optimal dalam upaya menumbuhkan kecintaan anak pada buku dengan bonusnya anak akan bisa membaca dengan sendirinya.

Read Aloud juga dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Bisa di rumah, saat hendak tidur, sepanjang perjalanan berkendara, menunggu pesawat atau kereta api, atau saat menunggu antrian dokter. Yang perlu diperhatikan adalah frekuensi dan konsistensi melakukan read aloud. Rutinitas adalah kunci utama keberhasilannya.

Penulis & Editor (+rony banase)