Oelamasi, Garda Indonesia | Banyak sekolah di Kabupaten Kupang yang tidak memadai dan tidak aman bencana, menurut data dari Dinas Pendidikan Prov NTT terdapat 1.019 sekolah rawan bencana dan tersebar hampir di 24 kecamatan di Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Meski di Kabupaten Kupang telah terdapat 20 orang perempuan dan 15 orang laki-laki sebagai fasilitator sekolah aman bencana belum dapat menjawab tantangan terhadap proses edukasi bagi siswa/siswi dan guru Sekolah/Madrasah Aman Bencana (SMAB) yang tersebar di Kabupaten Kupang.
Dengan Program Penguatan Suara Anak melalui Promosi Sekolah /Madrasah Aman Bencana (SMAB) di Provinsi NTT, hasil kerja sama antara Perkumpulan Masyarakat Penanganan Bencana (PMPB) – NTT dengan Pemerintah Provinsi NTT, Yayasan Plan International Indonesia dengan dukungan dana dari SIDA sejak tahun 2015 – 2018 telah menghasilkan beberapa capaian baik.
Plt.Direktur Perkumpulan Masyarakat Penanganan Bencana (PMPB) – NTT, Kristian Nggelan kepada media ini usai mengikuti pengukuhan Pengurus Sekretariat Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) oleh Plt Bupati Kupang di Aula Kantor Bupati Kupang, Rabu/27/2/2019 mengatakan bahwa 1.019 sekolah/madrasah belum dirinci secara baik.
“Sebenarnya tidak mencapai angka tersebut karena pendataan yang dilakukan oleh sekretariat PMPB menurut per jenis ancaman sehingga 1 sekolah dihitung 2—3 kali berdasar jenis bencana seperti angin puting beliung dan banjir”, jelas Kris Nggelan.
Lebih lanjut Kris menjelaskan bahwa jumlah fasilitator sangat terbatas, namun diperlukan kerja bersama dengan didukung modul-modul untuk dilakukan edukasi di sekolah rawan bencana dan pelatihan peningkatan kapasitas bagi guru-guru seperti pembekalan pendidikan aman bencana
Mengenai sebaran ancaman bencana terutama angin puting beliung dan banjir merata dan dominan di Kabupaten Kupang dengan luas wilayah mencapai 5.431 km2 atau 1/3 luas Pulau Timor (sumber wikipedia.org)
“Memang kekeringan merata namun dampak yang ditimbulkan lebih berat jika terjadi angin puting beliung dan banjir dominan di Kabupaten Kupang sehingga dampak yang ditimbulkan lebih dominan bagi sekolah/madrasah di Kabupaten Kupang”, ungkap Kris.
PMPB NTT telah menjangkau sekolah/madrasah dengan memberikan modul-modul sekolah aman bencana (SMAB) kepada sekolah dan guru sehingga dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran.
“Kami berstrategi dalam keterbatasan untuk menyiapkan modul-modul karena ada keinginan kuat dari guru/sekolah untuk diintegrasikan pendidikan aman bencana ke mata pelajaran atau moluk namun terkendala dengan materi bahan ajar”, ungkap Kris.
Kris juga mengakui belum semua sekolah distribusikan modul tersebut dan hanya disebar di 3 Kabupaten yakni Kabupaten TTS, Kupang dan Kota Kupang, kedepan bakal ada pengadaan modul dan dapat didistribusikan kepada sekolah lain.
Penulis dan editor (+rony banase)