Gubernur Viktor Ajak Kembalikan Amarasi Sebagai Lumbung Pangan di Kab. Kupang

Loading

Kab.Kupang-NTT, Garda Indonesia | Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gereja Lahairoi Tubu, di Desa Tesbatan, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, Minggu, 21 April 2019, meminta kepada seluruh jemaat yang hadir agar mampu mengembalikan nama besar Amarasi sebagai lumbung pangan di Kabupaten Kupang.

“Dulu, sebelum pemekaran, Amarasi memiliki seorang camat yang sangat luar biasa, namanya Feky Koroh. Dia mampu membuat Amarasi sangat diperhitungkan di NTT, mulai dari pertanian, perkebunan bahkan peternakannya. Sebagai Gubernur saya akan mengembalikan kejayaan Amarasi. Saya tidak mau, kerja saya kalah dari seorang camat. Oleh karena itu, saya minta agar pola pikir dan pola kerja kita tidak boleh biasa-biasa saja. Kebiasaan lama harus segera ditinggalkan. Berpikir out off the box, bekerja, bekerja dan bekerja luar biasa”, ujar VBL.

Gubernur asal Pulau Semau ini juga kembali mengingatkan agar masyarakat tidak lupa menanam marungga.
“Tanaman ini sudah dikenal sejak dulu kala, karena khasiatnya yang luar biasa. Saya minta untuk kita terus menanam marungga, apalagi Amarasi adalah daerah tropis dan itu akan sangat cocok. Selain untuk dikonsumsi dan dipasarkan, tanaman marungga dapat kita olah menjadi bahan dasar untuk membuat sabun dan shampo”, jelas Gubernur Viktor.

Lanjutnya, Saat ini menurut penelitian yang saya buat, rata-rata dalam satu tahun orang NTT menghabiskan kurang lebih tiga triliun rupiah, hanya untuk pemakaian sabun dan shampo.

“Saya akan terus berupaya agar dalam waktu yang tidak terlalu lama, Nusa Tenggara Timur mampu memproduksi sabun dan shamponya sendiri dengan bahan dasarnya dari marungga. Selain membanggakan, juga mampu meningkatkan PAD kita”, jelasnya

Gubernur Viktor Laiskodat menanam anakan marungga

Selain marungga, Gubernur Viktor  juga menaruh harapan besar agar masyarakat juga menanam pinang.

“Orang NTT adalah pemakan pinang nomor satu di Indonesia. Tapi, herannya, pinang yang dikonsumsi itu kurang lebih 60 persennya datang dari Sumatra Barat. Saya sangat menyayangkan karena provinsi kita yang sudah miskin ini, menyumbang ke daerah lain hanya untuk mengonsumsi barang yang sebenarnya mampu kita adakan. Tidak tanggung-tanggung, nominalnya mencapai satu milyar rupiah per hari. Sekali lagi, saya ingatkan kepada masyarakat yang sering mengonsumsi pinang, minimal agar di halaman rumahnya ditanami pohon pinang”, pinta Gubernur Viktor.

Gubernur mengingatkan kepada semua pihak, baik itu pemerintah, gereja maupun pengusaha agar peduli terhadap hasil bumi dari para petani.

“Kecerdasan dan hati harus menjadi satu kesatuan. Jangan kita melihat hasil pertanian dari masyarakat sekitar, tapi hati kita sama sekali tidak tergerak untuk membelinya. Kedepannya, saya tidak mau petani kita memasarkan hasil pertaniannya sampai ke tempat yang jauh. Ketika ada hasil, pihak gereja, pemerintah maupun pengusaha yang ada di lokasi itu harus cepat tanggap untuk membeli hasil yang ada. Dari hal kecil itu akan membuat petani kita semakin percaya diri untuk bekerja”, pungkas Gubernur Viktor dengan bersemangat.

Acara peletakan batu pertama pembangunan Gereja Lahairoi Tubu juga dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Kupang, Rektor Undana juga Kepala Biro Humas dan Protokol NTT ini diawali dengan kebaktian bersama yang dipimpin oleh Ketua Majelis Klasis Amarasi Timur, Pdt.Yakob E. Niap,S.Th.

Sedangkan, Bupati Kabupaten Kupang dalam sambutannya, menyampaikan ucapan terima-kasihnya kepada Gubernur NTT karena mau menghadiri undangan dari pihak gereja Lahairoi Tubu.

“Saya sangat senang karena bapak gubernur mau hadir di tempat ini. Kiranya kehadiran gubernur di tempat ini mampu meningkatkan motivasi kerja masyarakat untuk terus berupaya menuju sejahtera”, tandas Bupati Kupang. (*)

Sumber berita (*/ Biro Humas dan Protokol Pemprov NTT)
Editor (+rony banase)