Oleh Yelinri Juana Martha Taosu.
Kupang-NTT, Garda Indonesia | Untaian puisi berjunta ke kisi-kisi relung ditata apik oleh Yelindri, Mahasiswi Undana Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sasta, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Semester 4. Berikut bait-bait puisinya :
Telah berpuluh peluhnya mencium bumi
Pada setiap sempat di bawah matahari
Mulai disibaknya tirai-tirai ketidakmungkinan
Yang menjuntai dari atas kepalanya
Ia mencari dara-nya yang habis dilahap penyesalan
Dalam geram-geram diamnya
Ia memekik meneriakan kehampaan
Sementara dikerumuni sepi yang hiruk pikuk
Setelah bercinta dengan bencinya
Sesal yang telah lama mengintip di balik pintu
Lalu mulai merayapi kulit dinginnya yang basah oleh matinya rasa
Ia tertawa
Matanya telah berlama menampung jutaan bulir beningnya dalam bakul-bakul waktu
Yang senantiasa
Siap dimandikan kepada jiwa perempuan itu
Sesaat sebelum ia pulang pada lupa
Sebisik kata mencium telinga kebalnya
“Setidaknya, pernah Dara”
Kupang, 27 Juni 2019
Foto : Istimewa, grup whatsapp