Pemusnahan Sopi di Maluku Barat Daya Hanya Pencitraan Politik

Loading

Kisar-Maluku Barat Daya, Garda Indonesia | Figur muda yang cukup kontroversial Freni Lutruntuhluy menilai sikap Bupati Maluku Barat Daya (MBD), Oyang Noach gagal fokus ketika memusnakan sopi di MBD beberapa waktu lalu. Buktinya, sebagian besar pulau-pulau misalkan Wetar, Romang dan Kisar yang ia kunjungi masih terdapat penjualan secara terbuka di atas dermaga dan di rumah-rumah.

Kondisi ini membuktikan bahwa sikap yang dilakukan Oyang Noach hanya sebatas pencitraan politik ke tahun 2020.

“Saya turun langsung ke lapangan dan ke rumah-rumah di Kisar dan di dermaga masih terdapat orang yang menjual sopi secara terbuka. Saya kemudian menilai itu hanya pencitraan politik saja. Jika niatnya benar-benar memusnahkan sopi, harus secara merata dan jangan tebang pilih”, ungkap Freni Lutrun melalui rilis yang diterima Garda Indonesia pada Minggu, 21 Juli 2019.

Freni Lutrun saat membeli sopi dari pedagang di dermaga

Figur muda asal pulau Damer – Lakor itu menjelaskan, ketika ia turun ke lapangan, dirinya justru mendorong rakyat untuk memperbanyak produksi sopi sambil menunggu pemerintah melakukan persiapan regulasi yang terbaik. Alasannya karena sopi adalah salah satu sumber pendapatan ekonomi rakyat MBD yang harus dilindungi negara bukan sebaliknya dimusanakan.

“Beliau punya niat benar-benar untuk musnahkan sopi itu, dan terbukti menggunakan tangan sendiri. Jika tidak tulus waktu itu, kan bisa saja pakai tangan orang lain agar dampak politiknya tidak meluas”, tegasnya.

Freni Lutrun pada kesempatan berkunjung ke Kisar, menyempatkan diri melihat satu kebun sayur di Desa Oirata yang dibuat warga sendiri tanpa ada bantuan pemerintah. Kebun sayur itu juga akhirnya bisa didistribusi ke pasar.

Kondisi ini menurutnya, pemerintah mestinya mampu memprioritaskan anggaran ke desa-desa dalam konteks pemberdayaan tanpa menunggu inisiatif warga desa.

Kondisi di Kisar menurutnya masih banyak yang harus dilakukan, misalkan kondisi jalan dari Wonreli ke Oirata dan beberapa desa lainnya. Selain itu, jaringan internet bantuan pemerintah pusat juga belum mampu melayani masyarakat untuk layanan internet terbaik.

Selain itu, kondisi pasar kurang tertata serta harga barang yang kurang diperhatikan oleh Pemda sehingga seringkali masyarakat kebingungan dengan harga barang yang sebenarnya lebih khusus sembilan bahan pokok.

Putera asal Pulau Lakor ini meminta agar rakyat di Pulau Kisar kedepan harus bisa konsisten melihat dan membuktikan pilihannya kepada pemimpin MBD yang lebih baik dari sebelumnya, khususnya untuk bagaimana menyelesaikan problem yang ada di Kisar.

“Siapa saja silakan rakyat pilih asalkan harus konsisten selesaikan masalah di pulau ini” jelasnya. (*)

Sumber berita (*/Rilis Freni Lutruntuhluy)
Editor (+rony banase)