Kota Kupang, Garda Indonesia | Forum aspirasi warga Kota Kupang (Forasga) melakukan aksi simpatik galang tanda tangan meminta gubernur NTT menyetujui pembangunan Bendungan Kolhua sebagai solusi air bersih di Kota Kupang.
Aksi tersebut merupakan ajakan bagi seluruh Warga Kota Kupang untuk bersatu menyuarakan krisis air bersih yang selama ini menjadi kepelikan di Kota Kupang.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Forasga, Ferdinand Pello, disela-sela aksi yang dilakukan di Car Free Day (CFD) depan rumah jabatan gubernur, pada Sabtu, 21 September 2019, dimulai pukul 07.00—09.00 WITA.
Ferdinand menyampaikan bahwa kebutuhan air bersih bagi 500 ribu warga Kota Kupang mencapai 812 liter per detik. Saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang, baru memenuhi 46 persen dari total kebutuhan air bersih tersebut.
“Dalam dua tahun terakhir, melalui proses panjang terjadi peningkatan dari debit air dari 90 liter per detik, PDAM Kota Kupang menyuplai 140 liter per detik,” jelas Ferdinand.
Sementara itu, lanjutnya Pemerintah Kabupaten Kupang hanya mampu mendistribusikan 230 liter per detik. Sehingga total ketersediaan air bersih sebanyak 370 liter per detik dan ini belum memenuhi kebutuhan warga Kota Kupang.
Ketersediaan air baku di Kota Kupang, menurut Ferdinand sangat terbatas. Beberapa langkah strategis telah diambil oleh Pemkot, diantaranya menjalin kerja sama pelayanan dengan PDAM Kabupaten Kupang, memaksimalkan beberapa sumber air hingga membangun reservoir di beberapa lokasi.
“Walau begitu, langkah-langkah ini nampaknya belum sanggup menjawab seluruh kebutuhan,” ujar Ferdinand.
Beberapa alternatif solusi yang ditawarkan oleh Pemkot, yakni mengelola Bendungan Tilong yang selama ini dikelola BLUD SPAM Provinsi NTT, jelas Ferdinand sampai saat ini belum terealisasi.
“Alternatif paling tepat adalah pembangunan Bendungan Kolhua. Anggarannya 550 miliar sudah disiapkan oleh pemerintah pusat. Hanya saja terkendala persoalan lahan yang belum clear,” jelasnya.
Ferdinand menilai bahwa yang punya peranan penting dalam mengeksekusi rencana pembangunan tersebut adalah pemerintah Provinsi NTT, dalam hal ini Gubernur NTT.
“Jika bendungan Kolhua dibangun, maka kebutuhan masyarakat Kota Kupang 100 persen terpenuhi,” beber Ferdinand.
Dirinya menyebutkan bahwa Bendungan Kolhua mampu menyuplai air bersih sebanyak 671 liter per detik. Penambahan tersebut, lanjut Ferdinand mampu memenuhi bahkan Kota Kupang akan kelebihan air bersih dengan adanya Bendungan Kolhua.
“Saya minta gubernur untuk mengindahkan kepedulian masyarakat terhadap air bersih dan kami minta untuk bertemu langsung dengan Gubernur NTT,” tutup Ferdinand.
Sementara itu, Ketua Pemuda Klasis Kota Kupang, Ernest Blegur, S.E., M.M. juga turut memberi goresan tanda tangan diatas selebaran tersebut saat melakukan joging pagi di sepanjang arena tersebut.
Saat diwawancarai, Ernes menyampaikan apresiasi kepada Forum yang dipimpin oleh Ferdinan Pello itu, bisa menggelar suatu kegiatan yang kritis dalam menyampaikan aspirasi kepada Pemerintah. “Pemerhati-pemerhati yang begini, saya bangga. Sehingga saya tulis Pemuda Kota Kupang dukung penuh,” katanya.
Dirinya menambahkan, Pemerintah Provinsi tidak perlu terkontaminasi soal politik, apabila ada rakyat yang mengalami kesulitan dan meminta pelayanan untuk disejahterakan, maka demikian harus dijawab serta di penuhi.
“Pemerintah tidak boleh terkontaminasi dengan situasi politik, kalau soal kepentingan rakyat. Saya berani bicara begini karena persoalan air yang ada di ibu kota ini, masih ada orang pikul air dengan jeriken,” pungkas Ernes.
Ia juga berharap dengan penggalangan tanda desakan rakyat Kupang lewat Forum yang dipimpin Ferdinan Pelo sesegera bisa didengar, di mana setiap tanda tangan yang terpampang ini, adalah ungkapan hati insan kota yang menginginkan ketulusan kebijakan pro rakyat dari Pemprov NTT.
“Saya berharap Pak Viktor menggandeng orang-orang dan masyarakat Kolhua, dan tanggalkan kepentingan pribadi untuk memajukan Kupang sebagai ibu kota provinsi,” tandasnya.
Pantauan media Garda Indonesia, antusiasme masyarakat mendukung aksi tersebut sangat tinggi. Masyarakat mulai dari anak-anak usia SMP hingga orang tua, turut serta dalam aksi tersebut sebagai bentuk prihatin terhadap krisis air bersih di Kota Kupang.(*)
Penulis (*/Joe Tkikhau)
Editor (+rony banase)