Kupang-NTT, Garda Indonesia | Sidang Sinode GMIT XXXIV (Ke-34) dan Expo GMIT 2019 yang bakal dilaksanakan pada 15—22 Oktober 2019 di Gereja Paulus Kota Kupang menghadirkan konsep menarik dalam mengelola sampah terutama sampah kertas dan plastik dari hasil kegiatan.
Konsep Paperless (pengurangan bahkan penghilangan konsumsi kertas) dan plasticless (pengurangan atau penghilangan sampah akibat penggunaan plastik) ditetapkan oleh Ketua Sinode GMIT Pdt Merry Kolimon dan Panitia Sidang Sinode GMIT sebagai upaya untuk memberikan edukasi kepada jemaat dan peserta sidang.
Konsep tersebut disampaikan oleh Pdt Merry Kolimon dalam sesi jumpa pers bersama awak media di Ruang Pastori Gereja Paulus Kota Kupang pada Kamis, 10 Oktober 2019 pukul 16.30 WITA—selesai.
“Konsep paperless dan plasticless telah menjadi komitmen GMIT bahwa kabar baik yang gereja beritakan tidak hanya bagi manusia namun untuk Allah, caranya melalui hal sederhana yang bisa berdampak,” ujar Pdt Merry Kolimon didampingi oleh Ketua Harian Panitia Sinode GMIT ke-34, Dr.Ir.Ludji Michael Riwukaho, MSC., Wakil Ketua III, Pdt. Jeky Latuperissai; Wakil Ketua IV, Penatua Fredrik Tielman
Sebenarnya, lanjut Pdt. Merry Kolimon, ini telah menjadi budaya di Sidang Sinode GMIT tidak lagi menggunakan gelas air mineral dari bahan plastik. “Kami membagikan kepada para peserta sidang berupa gelas kaca untuk menghindari dampak sampah plastik yang ditimbulkan akibat penggunaan air mineral dalam wadah gelas plastik, “ bebernya.
Selain itu, Kita bagikan kepada peserta botol air dan disiapkan calon air mineral. “Memang agak sulit namun telah menjadi komitmen kami menjadi gereja ramah alam,” ungkap calon Ketua Sinode ini yang akan dipilih dalam Sidang Majelis Sinode GMIT ke-34.
Mengenai paperless, Pdt Merry menyampaikan bahwa hari ini telah didata dari 46 klasis berapa yang butuh dokumen dalam bentuk elektronik atau e-file dan berapa dalam bentuk cetak. “Kami bersyukur karena dari 46 klasis ternyata 2 klasis menyatakan kesiapan untuk menggunakan file elektronik atau e-file,” tandas Pdt Merry.
Tentang pola penanganan dan manajemen sampah hasil kegiatan, Wakil Ketua IV, Penatua Fredrik Tielman menyebutkan telah terjalin kerja sama dengan Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Kupang yang menyiapkan tong-tong sampah di lokasi di dalam areal kegiatan.
“Menjadi persoalan tentang sampah di setiap sidang maka disediakan tong sampah di setiap sudut lokasi dan bakal diangkut oleh petugas kebersihan di setiap pagi selama kegiatan berlangsung dan setiap peserta Sidang Sinode GMIT dilarang membawa gelas air mineral dan diwajibkan membawa botol air mineral sendiri,” ungkap Frederick Tielman.
Penulis, editor dan foto (+rony banase)